Temukan informasi tentang Kemendikdasmen, struktur organisasi, dan regulasi
Informasi Profil Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah
Temukan kabar, siaran pers, pengumuman, dan dokumentasi resmi dari Kemendikdasmen
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH KEMENTERIAN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH
Informasi Umum
Beranda
Button Icon
Button Icon
PPID
Button Icon Beranda
Button Icon Profil
Temukan informasi tentang Kemendikdasmen, struktur organisasi, dan regulasi
Button Icon
Button Icon
Button Icon Publikasi
Temukan kabar, siaran pers, pengumuman, dan dokumentasi resmi dari Kemendikdasmen
Button Icon PPID
Enam Tim Pemenang OPSI Dibina untuk Berkompetisi di Ajang Internasional YIC 2025

Diterbitkan pada: 19/06/2025

Bagikan:

Gambar Siaran Pers

Bogor, Kemendikdasmen — Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) melalui Pusat Prestasi Nasional (Puspresnas) menyelenggarakan Pembinaan Tahap I Young Inventors Challenge (YIC) Tahun 2025. Sejumlah peneliti muda dari berbagai SMA/MA/Sederajat di Indonesia mengikuti Pembinaan Tahap I YIC pada 18 s.d. 24 Mei 2025 di Bogor, Jawa Barat. Pembinaan ini diselenggarakan dalam rangka mempersiapkan keikutsertaan Indonesia pada ajang talenta internasional YIC 2025.

“Adik-adik adalah talenta riset dan inovasi yang sudah luar biasa bisa sampai ke tahap ini. Semoga adik-adik semua yang mengikuti Pembinaan Tahap I YIC bisa lolos ke tahap berikutnya. Tetap semangat dan berikan yang terbaik,” kata Maria Veronica Irene Herdjiono selaku Kepala Pusat Prestasi Nasional, Kemendikdasmen, pada kesempatan terpisah, Jumat (23/5) lalu.  

Lebih jauh, peserta Pembinaan Tahap I YIC 2025 berasal dari pemenang ajang talenta Olimpiade Penelitian Siswa Indonesia (OPSI) tahun 2024 dari berbagai SMA/MA/Sederajat. Kemudian, mereka diundang oleh Puspresnas, Kemendikdasmen untuk mengikuti Pembinaan Tahap I YIC. Berikut adalah tim peserta Pembinaan Tahap I YIC 2025 beserta judul penelitiannya. Pertama, Shafa Azmi Nadhira dan Nastiti Nicken Dyah Ayu Apsari (Tim KIR SMANEKA 2) dari SMA Negeri 1 Kepanjen Kab. Malang dengan judul penelitian: Sengon Wood Membrane Coated with Carbon Nanotubes for Brackish Water Desalination and It’s Application in Interfacial Solar Steam Generation; Kedua, Raffi Ibnu Rozzaq Nugroho dan Johannes Gilbert Hottonggi Panjaitan (Tim Navigo Sekolah) dari SMA Negeri 28 Jakarta dengan judul penelitian: Si:BS, a CV-AI Sustainable Mobility Platform for Enhancing Accessibility and Efficiency in Public School Bus Transport Systems; dan Ketiga, Dafa Arya Saskara dan Patricia Putri Syahira (Tim Sonafire) dari SMA Negeri 78 Jakarta dengan judul penelitian: Sonafire (Sound-based Navigation and Fire Emergency Response), Fire Mitigation Game for Blind People.

Selanjutnya yang keempat, Ni Nyoman Asoka Putri Winata dan I Dewa Gede Putra Hari Yogeshwara (Tim KIR 3 Yokie) dari SMA Negeri 3 Denpasar dengan judul penelitian: Wayang Adventurous Role Playing Game (RPG) as Self-healing to Reduce Social Anxiety in Adolescents; Kelima, Sania Nurlaila dan Dewi Multimaharani (Tim MST_MAN2TSK4) dari MAN 2 Tasikmalaya dengan judul penelitian: Colloid Carbon Dots from Bamboo Apus Leaves (Gigantochloa apus Kurz) as Raw Material to Develop Drug Delivery of Doxorubicin; dan Keenam, Muhammad Lingga Padantya Junaedi dan  M. Izzat Adnan Kamal (Tim STIGAN 2.0) dari MAN 2 Kota Malang dengan judul penelitian: RIDDLE-Patch: Dissolvable Microneedle Patch with Rifampicin-Chitosan Microparticles for Tuberculosis Patients.

Adapun Tim Pembina YIC 2025 yaitu, Abu Amar dari Institut Teknologi Indonesia, Wahyu Srigutomo dari Institut Teknologi Bandung, Dwi Anita Suryandari dari Universitas Indonesia, Hendrawan dari Universitas Pendidikan Indonesia, Lupi Yudhaningrum dari Universitas Negeri Jakarta, Banung Grahita dari Institut Teknologi Bandung, dan Gunawan Widiyanto dari Asosiasi Peneliti Muda Indonesia. 

Sementara itu, Asisten Pembina YIC 2025 berasal dari Asosiasi Peneliti Muda Indonesia yaitu, I Dewa Gede Wicaksana Prabaswara, Icha Khaerunnisa, dan I Gusti Ngurah Sucahya Satria Adi Pratama. 

Pada kesempatan ini, Abu Amar dari Institut Teknologi Indonesia selaku Koordinator Pembina YIC 2025, mengatakan semua tim mempunyai potensi yang bagus untuk mengikuti YIC. “Potensi dari semua siswa itu bagus dan punya masing-masing karakter. Mudah-mudahan enam tim sebagai delegasi resmi dari Puspresnas masuk 30 tim terbaik di final nanti. Aamiin,” jelasnya. 

“Kami sudah memberikan penguatan materi sehingga siswa menguasai apa yang dilakukan. Kemudian, kami juga mengikuti panduan YIC dan mengarah ke prototipe atau alat yang bermanfaat bagi masyarakat. Mudah-mudahan para siswa mendapatkan prestasi terbaik,” lanjut Abu. 

Salah satu peserta, Shafa Azmi Nadhira (Tim KIR SMANEKA 2) dari SMA Negeri 1 Kepanjen, menjelaskan tujuan dan manfaat penelitiannya. “Penelitian kami bertujuan menghadirkan air yang layak konsumsi dari air payau. Alasan kami mengangkat air payau ini karena angka ketersediaan air layak konsumsi di Indonesia dan dunia. Kami membuat membran Interfacial Solar Steam Generation (ISSG) berbahan Kayu Sengon dan Multi-Walled Carbon Nanotube (MWCNT) sebagai media untuk menghasilkan air layak konsumsi. Hasil penelitian kami melalui berbagai uji yang kami kelompokkan menjadi tiga kelompok uji yaitu uji karakteristik, uji performa, dan uji kualitas,” tutur Shafa. 

Ia berharap melalui pembinaan ini dapat menorehkan prestasi membanggakan di ajang YIC. “Di sini kami dan teman-teman delegasi berharap semuanya dapat mengharumkan nama Indonesia. Tidak hanya mendapatkan medali tetapi juga dapat mengimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari,” ujar Shafa. 

Senada dengan Shafa, rekan timnya, Nastiti Nicken Dyah Ayu Apsari,memiliki tujuan dan harapan yang sama. “Kami juga memiliki harapan inovasi-inovasi yang telah diteliti tidak hanya berhenti di lomba ini saja tetapi juga direalisasikan serta digunakan seluruh masyarakat sehingga penelitian ini menjadi solusi bagi masyarakat,” ucap Nastiti. 

Tak kalah menarik, Johannes Gilbert Hottonggi Panjaitan (Tim Navigo Sekolah) dari SMA Negeri 28 Jakarta bersama rekannya dalam penelitiannya membuat aplikasi bis sekolah. “Kami membuat aplikasi untuk membantu teman-teman sekolah menggunakan bus sekolah di Jakarta sehingga mereka bisa melihat bus sekolah. Lalu para siswa bisa lebih memanfaatkan bis sekolah untuk berangkat dan pulang sekolah. Mudah-mudahan aplikasi kami bisa dikembangkan dan digunakan siswa-siswa sekolah di Jakarta dan daerah lainnya,” ungkap Johannes. 

“Terima kasih atas pembinaan yang diberikan kepada kami. Tentu terhormat dan bangga akan membawa nama Indonesia di ajang internasional. Semoga adanya pembinaan ini menambah persiapan kami sehingga kami dapat meraih prestasi terbaik,” imbuh Johannes. 

Rekan timnya, Raffi Ibnu Rozzaq Nugroho, menyampaikan bahwa pembinaan ini sangat membantu dirinya dalam mempersiapkan diri mengikuti ajang YIC. “Kami sangat antusias karena para pembina memberikan materi dengan cara unik dan menyenangkan. dan bantuan kakak asisten pembina. Tentunya sangat membantu kami dalam persiapan untuk mengikuti YIC,” ucap Raffi. 

YIC adalah ajang penelitian internasional yang diselenggarakan oleh Association of Science, Technology, and Innovation (ASTI) untuk mendorong kolaborasi siswa sekolah menengah dalam menciptakan solusi inovatif atas berbagai masalah. Ajang ini mengikutsertakan sebanyak enam negara dengan total 30 besar peserta.***(Penulis: Tim Puspresnas/Editor: Rayhan, Denty A.)

 

 

Penulis: Rayhan Parady

Editor: Denty Anugrahmawaty

Berita Terkait