23/09/2025 15:33:58
Surabaya, 17 September 2025 - Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) melalui Direktorat Jenderal Guru, Tenaga Kependidikan, dan Pendidikan Guru (GTKPG) menggelar Workshop Pembelajaran Mendalam bagi Organisasi Pendidikan Regional I di Surabaya, Jawa Timur, pada 15–17 September 2025. Kegiatan ini digelar dalam rangka memberikan informasi dan pemahaman yang komprehensif tentang Pembelajaran Mendalam (PM) sesuai standar Kementerian kepada organisasi pendidikan. Dalam sambutannya, Ketua Tim Kerjasama dan Publikasi, Sekretariat Direktorat Jenderal GTKPG, Kasiman, menegaskan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari pelaksanaan dan sosialisasi Pembelajaran Mendalam. Jika sebelumnya pelatihan seperti ini hanya menyasar guru, kepala sekolah, atau pengawas, maka lokakarya (workshop) ini justru didesain bagi para pimpinan organisasi pendidikan. Menurutnya, kehadiran pimpinan organisasi sangat penting agar penyebaran pemahaman mengenai PM lebih cepat dan tidak menimbulkan miskonsepsi dalam pelaksanaannya di lapangan. “Workshop kali ini didesain khusus untuk pimpinan organisasi pendidikan. Harapannya, setelah mengikuti kegiatan ini, para pimpinan dapat mengimbaskan konsep pembelajaran mendalam kepada anggotanya sehingga tidak ada lagi miskonsepsi di lapangan,” ujar Kasiman. Kegiatan ini diikuti oleh sebanyak 77 organisasi pendidikan dengan tingkat partisipasi lebih dari 90 persen. Selain di Surabaya, workshop ini juga akan digelar di dua wilayah regional lain, yakni di Denpasar dan Jakarta. Materi yang disajikan mengadopsi standar kementerian, termasuk naskah akademik, modul guru, modul kepala sekolah, dan modul pengawas, yang dikemas secara interaktif. “Dengan cara ini, peserta diharapkan tidak hanya memahami secara teori, tetapi juga memperoleh gambaran praktik langsung dalam mengelola transformasi pembelajaran di lembaganya masing-masing,” jelasnya. Sementara itu, Kepala Balai Besar Guru dan Tenaga Kependidikan Provinsi Jawa Timur, Abu Khaer, menyoroti terkait Pembelajaran Mendalam yang dinilainya sebagai jawaban atas tantangan pendidikan abad ke-21. Ia menekankan bahwa dunia pendidikan saat ini menghadapi perubahan yang cepat dan tidak terduga, mulai dari pemanfaatan teknologi digital hingga hadirnya kecerdasan artifisial yang mengubah pola interaksi sosial maupun pembelajaran. “Transformasi pendidikan harus menyesuaikan dengan perubahan yang begitu cepat, termasuk kehadiran teknologi dan kecerdasan artifisial. Pendekatan pembelajaran mendalam mendorong keterampilan berpikir tingkat tinggi, penerapan pengetahuan dalam konteks nyata, sekaligus membuat pembelajaran lebih bermakna dan menggembirakan,” ungkapnya. Abu Khaer juga menambahkan bahwa keberagaman peserta dalam kegiatan ini menjadi modal penting dalam memperkaya perspektif. Dari refleksi kolektif para pimpinan organisasi, diharapkan memperkuat semangat kolaborasi, sehingga Pembelajaran Mendalam diproyeksikan tidak hanya sebagai pendekatan pembelajaran, tetapi juga sebagai strategi membangun daya saing generasi muda Indonesia. Manfaat Penting Bagi Organisasi Pendidikan Sejumlah pimpinan organisasi yang hadir pun memberikan apresiasi atas terselenggaranya kegiatan ini. Ketua Asosiasi Pengawas Sekolah Indonesia (APSI), Agus Sukoco, menilai pentingnya organisasi profesi mendapatkan kesempatan dalam pelatihan ini. Ia menjelaskan bahwa pengawas sekolah yang tergabung dalam APSI memiliki peran besar untuk mendampingi dinas pendidikan, kepala sekolah, maupun guru, termasuk kaitannya dengan pelaksanaan program-program kementerian. “Penting bagi kami organisasi profesi seperti APSI ini untuk memperoleh pelatihan pembelajaran mendalam. Kami sebagai pengawas berperan untuk mengetahui apa saja yang sudah diperoleh, kemudian dipraktekkan, didiseminasikan, kepada teman-teman yang hari ini belum bisa ikut. Tentu kami akan lanjutkan untuk dibagikan melalui webinar, workshop, dan bimbingan teknis seperti yang sudah kami lakukan,” katanya. Senada, Bima Kurniawan dari Ikatan Guru Tunanetra Inklusif (IGTI) menilai keterlibatan organisasi profesi dalam workshop sebagai langkah progresif yang jarang terjadi sebelumnya. Menurutnya, hal ini bisa mendorong program seperti Pembelajaran Mendalam bisa terlaksana dengan baik di lapangan. “Dahulu yang sering dilibatkan ya guru, kepala sekolah, atau pengawas, tetapi saat ini organisasi pun dilibatkan. Hal itu cukup berpengaruh, karena organisasi ini bisa mendesiminasikan kepada anggota-anggotanya, baik dari tingkat pusat ataupun daerah,” ujarnya. Sementara itu, Nila Kusumaningtyas dari Himpunan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Anak Usia Dini (Himpaudi) menilai, workshop ini sangat membantu memperjelas konsep pembelajaran mendalam melalui praktik dan diskusi langsung. Ia menegaskan bahwa pimpinan organisasi berkomitmen untuk mengimbaskan pemahaman ini kepada para guru agar kompetensi mereka terus berkembang, dan memperkuat pemahaman terkait Pembelajaran Mendalam. “Kami dari sebelumnya memang sudah mensosialisasikan pembelajaran mendalam melalui platform youtube kami, dan ke depan tentu saja kami akan kuatkan dengan pelatihan dan workshop pembelajaran mendalam secara gratis di melalui Himpaudi TV,” tegasnya. Selain dari peserta, apresiasi juga datang dari anggota Tim Pengembang Pembelajaran Mendalam (TPPM), Bambang Suryadi. Ia menilai, metode pelatihan yang dipakai dalam workshop berbeda dibandingkan dengan pelatihan serupa sebelumnya. Menurut dia, penyampaian materi lebih interaktif, komunikatif, dan berhasil membuat peserta aktif terlibat sepanjang kegiatan. “Saya melihat kemasan materi berbeda dengan pelatihan yang saya ikuti sebelumnya. Lebih interaktif, lebih komunikatif, dan peserta itu lebih nampak antusias, bergembira ketika mengikuti pelatihan, dan semuanya terlibat secara aktif. Saya kira metode atau desain pelatihan ini perlu dipertahankan dan bisa ditularkan untuk pelatihan lain,” ujar Bambang. Dengan terselenggaranya workshop ini, Kemendikdasmen menegaskan komitmennya untuk memperkuat koordinasi, fasilitasi, dan kolaborasi dengan organisasi pendidikan. Diharapkan, langkah ini mampu memperkecil kesenjangan pemahaman sekaligus mempercepat implementasi pembelajaran mendalam di seluruh satuan pendidikan.*** (Penulis: Tim Ditjen GTKPG/Editor: Denty A.)