Diterbitkan pada: 08/05/2025
Jakarta, Kemendikdasmen – Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen), Abdul Mu’ti, hadir dan memberikan sambutan pada A Seminar on Developing Student 5th Skill in English: Education Technologu & In Depth Learning in EFL. Pada kesempatan tersebut, ia memaparkan tentang pemahaman deep learning dalam kaitannya dengan kemajuan teknologi dan kemampuan berbahasa Inggris. “Kita hidup di era digital yang memudahkan menghubungkan satu orang dengan lainnya melalui internet. Kemajuan teknologi saat ini harus diposisikan sebagai anugerah yang dapat membantu pekerjaan sehari-hari, terutama sebagai guru. Kemampuan bahasa asing dan kemajuan teknologi harus menjadi amunisi yang manfaatnya membawa kemajuan untuk Indonesia, khususnya bidang pendidikan,” ujar Mendikdasmen, Abdul Mu’ti, dalam sambutannya secara daring, Selasa (5/5). Terkait dengan pemanfaatan teknologi, Menteri Mu’ti mengajak seluruh peserta untuk membekali diri dengan kemampuan berpikir kritis. Menurutnya, dengan bekal tersebut manusia akan memiliki pemahaman mendalam tentang apa yang dipelajari dan makna dari pelajaran tersebut. “Pendekatan pembelajaran menjadi instrumen yang menekankan pentingnya pembelajaran mendalam menjadi penting dan sangat diperlukan. Pembelajaran yang bukan hanya melalui proses mengetahui, namun merupakan faktor utama yang menentukan lahirnya makna dari pembelajaran tersebut,” papar Menteri Mu’ti. Dengan pembelajaran mendalam, Menteri Mu’ti mengungkapkan Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) ingin menekankan bahwa belajar bukan hanya proses transfer pengetahuan atau transfer keterampilan. Namun, belajar adalah proses transformasi pengetahuan dan keterampilan. “Apa yang kita pelajari bukan hanya tentang sebuah fakta, melainkan bagaimana kita dapat merenungkan apa yang dipelajari dan kemampuan kita mengontekstualisasikan pelajaran tersebut dalam situasi yang berbeda,” ujarnya. Terkait dengan kemampuan bahasa asing, Menteri Mu’ti menilai bahwa bahasa Inggris bukan hanya sebagai alat komunikasi. Lebih dari itu, dengan kemampuan bahasa Inggris secara tidak langsung menunjukkan kemampuan manusia dalam suatu jenis pengetahuan serta cara memanfaatkannya. “Ke depan, tantangannya adalah bagaimana kita dapat mengontekstualisasikan kemampuan bahasa Inggris dalam berbagai situasi dengan cara yang kreatif. Saya ucapkan selamat mengikuti seminar dan semoga kesempatan ini membawa dampak positif dengan mendapatkan wawasan dan pengetahuan baru,” pungkasnya.
Penulis: Destian Rifki
Editor: Denty Anugrahmawaty