Canberra, Kemendikdasmen - Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Canberra sukses menggelar pementasan tari Kecak yang memukau di hadapan lebih dari 400 penonton, di Australia National University (ANU), dan di National Folk Festival yang diadakan oleh Pemerintah Australia 18 – 21 April 2025. Pementasan Tari Kecak yang dilaksanakan di theater terbuka, Amphitheater ANU, dengan nuansa alam, serta pada National Folk Festival Australia, menghadirkan 25 penari Kecak di Canberra, yang dilatih oleh koreografer tari Bali yang dibawa KBRI Canberra, A.A. Rai Susila Panji dari Indonesia. Tarian Kecak mengambil tema, Hanoman Duta, yang ditarikan oleh profesional penari Bali yang ada di Canberra. Tari Kecak, yang dikenal dengan paduan suara "cak cak cak" yang ritmis dan penuh energi, menggambarkan kisah epik Ramayana dengan visual dan gerakan yang memikat. Acara ini merupakan bagian dari upaya diplomasi budaya untuk memperkenalkan kekayaan seni pertunjukan tradisional Indonesia kepada masyarakat Australia dan komunitas internasional di ibu kota negara tersebut. Duta Besar RI untuk Australia Dr. Siswo Pramono, dalam sambutannya menyampaikan bahwa seni dan budaya merupakan jembatan penting dalam mempererat hubungan antarbangsa. “Melalui pertunjukan seperti ini, kita tidak hanya mempertontonkan keindahan budaya Bali di Indonesia, tetapi juga memahami nilai-nilai tradisi Bali di dalam tariannya”. “Ayo jadwalkan kunjungan wisata anda ke Bali segera”, demikian disampaikan Dr. Siswo Pramono. Sementara para penonton Australia, menyapa dengan memberikan ucapan terima kasih atas pementasan Tari Kecak ini, “thank you, for bringing Bali to Australia” ujar mereka. “Sangat bagus dan sangat terharu.... ada Bali di Australia”, demikian ditambahkan. Selain penampilan Kecak di ANU dan Gedung Budawang EPIC Canberra, sekitar 50 orang Australia hadir pada Workshop yang digelar oleh KBRI Canberra disaat National Folk Festival selama 3 hari, 18 – 21 April 2025. Selain tari Kecak, acara di ANU, juga diramaikan dengan sajian kuliner khas bali yaitu nasi Bali, yang semakin memperkaya pengalaman budaya bagi para tamu undangan. Kegiatan yang dikoordinasikan oleh tim Penerangan Sosial Budaya (Pensosbud) dilakukan melalui persiapan selama 7 hari sebelum pementasan. “Kerjasama tim yang sangat baik dengan koreografer yang profesional telah menampilkan Tari Kecak yang luar biasa dan diapresiasi oleh berbagai pihak”, demikian Pande Wuri Handayani, koordinator Pensosbud KBRI Canberra menyampaikan. Ucapan apresiasi diterima KBRI melalui berbagai kanal media sosial KBRI maupun ucapan langsung dari pengunjung, peserta atas pementasan Kecak KBRI Canberra. Dubes RI Siswo Pramono juga tidak lupa mengucapkan terima kasih atas dukungan seluruh pihak, atas kerjasamanya, yakni ANU, Indonesia Project ANU, PPIA, seluruh tim KBRI. Tari Kecak yang menggabungkan seni drama dan tari, mengangkat kisah Ramayana, Dewi Sinta, Rahwana dan Hanoman, dengan tema ”Hanoman Duta”. Formasi melingkar dari para penari dengan suara “cak cak cak’ menyuarakan nada untuk gerakan kisah pertempuran kebaikan dan kejahatan antara Ramayana dan Rahwana. Acara ini turut dihadiri oleh sejumlah Duta Besar dan Wakil Duta Besar berbagai negara, para diplomat lainnya, akademisi, pelajar Indonesia di Australia, serta masyarakat umum yang antusias menyaksikan pertunjukan. Dengan diselenggarakannya acara ini, KBRI Canberra berharap dapat terus memperkuat diplomasi budaya dan menjadikan seni Indonesia sebagai bagian dari dialog lintas budaya di Australia. Kegiatan ini juga diharapkan menjadi penguatan Indonesian studies di kampus-kampus di Australia yang dapat memfasilitasi mahasiswa untuk terus mengkaji Indonesia baik melalui Bahasa dan Budaya.
Penulis: Editor_BKHM
Editor: Denty Anugrahmawaty