Temukan informasi tentang Kemendikdasmen, struktur organisasi, dan regulasi
Informasi Profil Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah
Temukan kabar, siaran pers, pengumuman, dan dokumentasi resmi dari Kemendikdasmen
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH KEMENTERIAN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH
Informasi Umum
Beranda
Button Icon
Button Icon
PPID
Button Icon Beranda
Button Icon Profil
Temukan informasi tentang Kemendikdasmen, struktur organisasi, dan regulasi
Button Icon
Button Icon
Button Icon Publikasi
Temukan kabar, siaran pers, pengumuman, dan dokumentasi resmi dari Kemendikdasmen
Button Icon PPID
Festival Seni Jalanan sebagai Wujud Kolaborasi Seni, Literasi, dan Aksi Peduli Iklim

Diterbitkan pada: 04/06/2025

Bagikan:

Gambar Siaran Pers

Jakarta, Kemendikdasmen — Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) melalui Pusat Perbukuan bekerja sama dengan Yayasan World Wide Fund for Nature (WWF), Inovasi untuk Anak Sekolah Indonesia (INOVASI), Earth Hour Indonesia, serta Komunikasi Literasi menyelenggarakan Festival Seni Jalanan yang bertajuk “Warna untuk Bumi” di kawasan Car Free Day (CFD) Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta pada Minggu (1/6). Kegiatan ini merupakan bagian dari peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) dan menjadi wadah kolaboratif untuk menyuarakan isu-isu lingkungan dan perubahan iklim melalui pendekatan seni dan literasi. 

Dalam Festival Seni Jalanan, pengunjung dapat menikmati berbagai aktivitas menarik yang mengedukasi dan menginspirasi, seperti (1) melukis kanvas bersama Bartega, di mana masyarakat diajak mengekspresikan kepedulian terhadap lingkungan melalui karya seni kolaboratif; (2) membuat mural kolaboratif dengan tema “Bumi dan Pendidikan Berkelanjutan”; (3) membagikan 200 buku cerita anak gratis sebagai langkah awal mengenalkan isu lingkungan kepada generasi muda sejak dini; (4) melakukan kampanye poster bertema "Lindungi Bumi"; serta (5) pengunjung juga dapat membawa pulang art kit sebagai bentuk ajakan untuk terus berkarya dan menyuarakan cinta terhadap bumi.

Wakil Direktur Program INOVASI, Feiny Sentosa, menyampaikan bahwa Program INOVASI merupakan kerja sama antara pemerintah Indonesia dan Australia yang bertujuan untuk meningkatkan mutu pendidikan dasar, khususnya dalam bidang literasi, numerasi, dan karakter. Melalui pendekatan yang menggabungkan seni, literasi, dan inklusi. Program ini bertujuan untuk membangun ekosistem pembelajaran yang inklusif dan memperkuat ketahanan iklim anak. Hal ini dilakukan agar anak-anak tidak hanya memahami tantangan perubahan iklim, tetapi juga memiliki keterampilan, motivasi untuk melindungi lingkungan, serta menjadikan sekolah sebagai ruang yang aman dan berkelanjutan bagi semua anak, termasuk anak penyandang disabilitas.

Kepala Pusat Perbukuan Kemendikdasmen, Supriyatno, menyampaikan bahwa literasi dan pendidikan inklusif merupakan kunci penting dalam merancang strategi menghadapi perubahan iklim. Menurutnya, literasi bukan hanya kegiatan membaca dan menulis, melainkan juga mencakup kemampuan berpikir kritis dan memahami isu-isu global yang kompleks.

“Penting bagi kita untuk mempersiapkan generasi muda dalam menghadapi berbagai tantangan dan perubahan, termasuk isu-isu global seperti perubahan iklim. Sebagai harapan bangsa, generasi muda perlu diberdayakan agar mampu berperan aktif dalam mengatasi perubahan iklim sedini mungkin,” ujar Supriyatno. 

Senada dengan itu, Manajer Iklim dan Energi Yayasan WWF Indonesia, Ari Mochamad Arif, menjelaskan tiga aspek agar suatu wilayah memiliki ketangguhan terhadap perubahan iklim. Pertama, kepemimpinan (leadership) di mana para pemimpin, baik tingkat kota, provinsi, maupun negara hampir semua menyuarakan kepedulian terhadap isu perubahan iklim dan lingkungan. Kedua, partisipasi publik menjadi kunci dalam setiap upaya adaptasi dan mitigasi perubahan iklim. Tanpa kontribusi dan aksi nyata dari masyarakat, kebijakan yang telah disusun dengan baik akan kehilangan daya guna dan tidak memberikan dampak yang signifikan. Ketiga, peran sektor swasta tidak dapat diabaikan. Sektor swasta memiliki kapasitas untuk menghadirkan inovasi dan menjadi pemecah masalah (problem solver). Dengan pendekatan kolaboratif, sektor-sektor ini dapat menjadi mitra strategis dalam menghadirkan solusi terhadap tantangan perubahan iklim melalui pendanaan, teknologi, serta implementasi program-program berkelanjutan.

“Sudah saatnya masyarakat berhenti saling menyalahkan dalam menghadapi krisis iklim. Pendekatan yang menyudutkan satu pihak dinilai tidak lagi relevan. Sebaliknya, dibutuhkan semangat kolaborasi dan ajakan untuk bertindak bersama-sama. Dengan semangat kolaborasi dan kepedulian bersama, kita dapat menjaga lingkungan, mengelola dampak perubahan iklim secara bijak, serta mengubahnya menjadi peluang untuk membangun kota yang lebih hijau dan berkelanjutan,” ujar Ari Mochamad Arif.

Sebagai penutup acara, salah satu generasi muda yang hadir turut menyampaikan kesan dan pesan saat mengikuti festival ini. 

“Acara ini luar biasa sekali. Kita dapat menggambar yang mana dapat meningkatkan inovasi supaya lebih berkarya dan dapat memecah inovasi lebih keren lagi ke depannya,” ujar Fajar dari Serang, Banten. 

Mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Statistik (STIS), Aliya, menegaskan bahwa peningkatan literasi dapat dimulai dari diri sendiri melalui pemberdayaan diri dan penguatan rasa ingin tahu. Ketika seseorang memiliki minat terhadap suatu hal atau didorong oleh rasa penasaran, hal tersebut akan memicu keinginan untuk membaca dan mencari tahu lebih dalam. Jika seluruh kalangan memiliki modal tersebut, ia yakin tingkat literasi di Indonesia dapat berkembang secara signifikan. 

“Saya merasa festival ini berlangsung dengan sangat baik, meskipun dihadiri oleh banyak peserta. Seluruh rangkaian kegiatan dapat diatur secara rapi tanpa menimbulkan keributan, berkat kinerja panitia yang ramah dan sigap membantu. Kegiatan tersebut tidak hanya menarik dan menyenangkan, tetapi juga memberikan banyak wawasan yang bermanfaat, khususnya terkait pentingnya menjaga kelestarian bumi,” tutup Aliya. 

(Penulis: Riska/Editor: Denty A.)

Penulis: Editor_BKHM

Editor: Denty Anugrahmawaty

Berita Terkait