Temukan informasi tentang Kemendikdasmen, struktur organisasi, dan regulasi
Informasi Profil Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah
Temukan kabar, siaran pers, pengumuman, dan dokumentasi resmi dari Kemendikdasmen
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH KEMENTERIAN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH
Informasi Umum
Beranda
Button Icon
Button Icon
PPID
Button Icon Beranda
Button Icon Profil
Temukan informasi tentang Kemendikdasmen, struktur organisasi, dan regulasi
Button Icon
Button Icon
Button Icon Publikasi
Temukan kabar, siaran pers, pengumuman, dan dokumentasi resmi dari Kemendikdasmen
Button Icon PPID
Sebanyak 50 Kab/Kota Ikuti Bimbingan Teknis Peningkatan Kapasitas Fasilitator PAUD HI

Diterbitkan pada: 03/06/2025

Bagikan:

Gambar Siaran Pers

Jakarta, Kemendikdasmen – Pengembangan Anak Usia Dini Holistik Integratif (PAUD HI) bukan sekadar program. Lebih dari itu PAUD HI merupakan investasi masa depan bangsa. Garda terdepan dari program ini adalah keluarga, komunitas, dan para penggeraknya di akar rumput yang disebut Fasilitator PAUD HI. Dengan partisipasi semesta, Indonesia bisa memastikan setiap anak mendapatkan haknya untuk tumbuh kembang optimal menuju generasi emas 2045 yang tangguh, sehat, dan berdaya saing global. 

Demikian disampaikan Widyaprada Ahli Utama Direktorat PAUD, Abdul Kahar, dalam sambutan pembukaan kegiatan Peningkatan Kapasitas Fasilitator PAUD HI Tahap 2 Tahun 2025 yang berlangsung di Jakarta, Senin (2/6).  Tahun ini Direktorat PAUD Kemendikdasmen melakukan penguatan kapasitas fasilitator PAUD HI kepada 50 kabupaten/kota. Tahap pertama telah dilakukan kegiata pekan lalu yang diikuti 50 Fasilitator PAUD HI dan 50 Dinas Pendidikan Kabupaten dan Kota serta BBPMP dan BPMP. 

Kegiatan tahap dua diikuti Balai Besar Penjaminan Mutu Pendidikan (BBPMP) Sulawesi Selatan, Sumatera Barat, Balai Penjaminan Mutu Pendidikan (BPMP) Kepulauan Bangka Belitung, Maluku, Maluku Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Utara, Sumatera Utara serta fasilitator perwakilan 25 kabupaten/kota.

Lebih lanjut Abdul Kahar menyampaikan, dalam menghadapi era bonus demografi, di mana jumlah penduduk usia produktif akan mendominasi struktur kependudukan Indonesia, investasi pada anak usia dini menjadi fondasi paling strategis. Salah satu bentuk investasi ini diwujudkan melalui implementasi Program PAUD Holistik Integratif (PAUD HI)—sebuah pendekatan layanan yang menyatukan aspek pendidikan, kesehatan, gizi, pengasuhan, dan perlindungan anak secara menyeluruh dan berkelanjutan.

“Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) melalui Direktorat PAUD merupakan bagian dari Gugus Tugas Nasional dari Pengembangan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD HI) dari 11 Kementerian dan Lembaga yang ada dalam koordinasi Kemenko PMK. Karena itu sinergi dan kolaborasi yang disampaikan Mendikdasmen disebut partisipasi semesta menjadi kunci keberhasilan program PAUD HI,” ujarnya.

Namun, untuk mewujudkan PAUD HI secara nyata dan berdaya guna, partisipasi semesta—yang mencakup peran aktif pemerintah, masyarakat, dunia usaha, media, dan keluarga—menjadi syarat mutlak. Tanpa kolaborasi lintas sektor dan lintas peran, program PAUD HI akan sulit menyentuh akar permasalahan tumbuh kembang anak di tingkat keluarga dan satuan PAUD.

“Dalam upaya memperkuat layanan pendidikan anak usia dini yang menyeluruh dan berkelanjutan, Direktorat PAUD, Direktorat Jenderal PAUD, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah (PAUD Dikdasmen), Kemendikdasmen terus mendorong peningkatan kapasitas fasilitator PAUD Holistik Integratif (PAUD HI),” ujarnya.

 

Peran Fasilitator dan Bunda PAUD 

Fasilitator PAUD HI memegang peran sentral sebagai pendamping sekaligus penggerak layanan yang mencakup pengasuhan, pendidikan, kesehatan, gizi, dan perlindungan anak usia dini. Di tengah tingginya tantangan seperti prevalensi stunting, rendahnya akses layanan dasar, dan minimnya koordinasi lintas sektor di daerah, keberadaan fasilitator yang kompeten menjadi semakin krusial.

Dalam ekosistem PAUD, Bunda PAUD (baik di tingkat kabupaten/kota, kecamatan, maupun desa/kelurahan) memiliki posisi strategis sebagai penggerak sosial. Mereka bukan hanya simbol, tetapi aktor nyata dalam mendorong terlaksananya delapan indikator PAUD HI.

Sebagai katalisator, Bunda PAUD berperan untuk 1) mengadvokasi kebijakan daerah agar mengalokasikan anggaran untuk layanan PAUD terpadu; 2) menghubungkan pemangku kepentingan lintas sektor, seperti dinas pendidikan, kesehatan, DP3A, dan dinas sosial; 3) memotivasi dan mendampingi satuan PAUD, serta kader dan masyarakat agar aktif menerapkan prinsip PAUD HI; serta 4) mengangkat praktik baik dari lapangan sebagai inspirasi dan model percontohan di daerah lain.

“Dalam berbagai kunjungan saya ke daerah dan berdialog dengan sejumlah forum daerah, peran aktif Bunda PAUD telah terbukti mempercepat penerapan indikator PAUD HI, terutama dalam layanan gizi, kesehatan, dan keterlibatan orang tua,” tuturnya.

Direktorat PAUD secara berkala menyelenggarakan pelatihan peningkatan kapasitas fasilitator melalui berbagai moda, baik tatap muka maupun daring. Materi pelatihan mencakup Penguatan Kapasitas Fasilitator PAUD HI ini tidak hanya memperkuat pengetahuan, tetapi juga membangun jejaring kerja yang solid antar fasilitator dan pemangku kepentingan.

 

Peran Kunci Fasilitator PAUD HI

Dalam laporannya, Soripada Harahap, selaku Ketua tim kerja Peserta Didik, Direktorat PAUD mengatakan

Fasilitator PAUD HI bukan hanya pelatih teknis atau narasumber pelatihan bagi pendidik dan tenaga kependidikan PAUD. Lebih dari itu, mereka adalah katalisator kolaborasi lintas sektor—menjembatani antara satuan PAUD, Puskesmas, Posyandu, kader kesehatan, pemerintah desa, hingga orang tua.

“Kegiatan ini bertujuan memberikan penguatan kepada calon Fasilitator PAUD HI di daerah, baik dalam pengetahuan maupun keterampilan yang diperlukan untuk menyelenggarakan layanan PAUD HI di satuan pendidikan anak usia dini,” jelasnya.

Hasil yang diharapkan dari kegiatan ini adalah calon fasilitator dapat 1) Memahami Perkembangan Program PAUD HI, terutamanya terkait Kebijakan Program PAUD HI yang dikeluarkan oleh Direktorat PAUD, 2) Memiliki keterampilan dalam melakukan advokasi program PAUD HI baik kepada lintas sektor terkait maupun kepada satuan PAUD, 3) Melakukan pendampingan kepada satuan PAUD dalam memenuhi 8 indikator layanan esensial PAUD HI dan melakukan pemutakhiran data tersebut di DAPODIK.

PAUD HI adalah pendekatan layanan yang menempatkan anak sebagai pusat pembangunan, dengan cakupan delapan indikator utama sebagai berikut 1) Kependudukan dan Identitas Anak (anak memiliki akta kelahiran dan NIK), 2) Layanan Kesehatan Dasar, 3) Layanan Gizi Seimbang, 4) Layanan Pengasuhan dan Perlindungan Anak, 5) Layanan Pendidikan Anak Usia Dini Berkualitas, 6) Layanan Air Bersih dan Sanitasi, 7) Layanan Sosial dan Kesejahteraan Anak, serta 8) Partisipasi Orang Tua dan Masyarakat.*** (Penulis: Awang dan Eko Harsono/Editor: Denty A.)

Penulis: Editor_BKHM

Editor: Denty Anugrahmawaty

Berita Terkait