Diterbitkan pada: 20/12/2025
Jakarta, 18 Desember 2025 – Melengkapi keseruan acara Pengembang Teknologi Pembelajaran (PTP) Connect 2025, Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen), melalui Pusat Data dan Teknologi Informasi (Pusdatin), menghadikan forum diskusi ilmiah yang diisi oleh sejumlah narasumber hebat. Forum diskusi ini diikuti oleh sejumlah perwakilan PTP lintas kementerian, sektor pendidikan, mitra teknologi, akademisi, serta pelaku industri, sekaligus menjadi ruang kolaborasi nasional untuk memperkuat pemanfaatan teknologi pembelajaran dalam mendukung transformasi pendidikan berbasis data dan inovasi menuju Indonesia Emas 2045. Dalam sambutannya, Kepala Pusdatin, Yudhistira Nugraha, menyampaikan bahwa momen ini menjadi ruang penghubung bagi PTP lintas Lembaga. “Jumlah PTP di Indonesia mencapai hampir tiga ribu orang yang tersebar di berbagai kementerian dan lembaga. PTP Connect 2025 adalah wadah untuk saling menghubungkan, ruang kolaborasi, dan ruang belajar bagi semua PTP di Indonesia,” ujar Kepala Pusdatin, Yudhistira Nugraha, di Jakarta, Rabu (17/12). Lebih lanjut, Yudhistira menuturkan bahwa inovasi teknologi pembelajaran lahir dari proses kolaborasi dan pertukaran pengalaman antarsesama PTP. Menurutnya, inovasi tidak datang dari bekerja sendiri, melainkan dari interaksi dan diskusi antarpelaku teknologi pembelajaran. Karena itu, PTP perlu saling berbagi praktik baik dan membangun portofolio karya secara berkelanjutan. “Peran PTP sangat penting dalam mendukung pergeseran paradigma pendidikan dari schooling menuju learning. Pembelajaran tidak lagi terbatas pada ruang kelas, melainkan dapat berlangsung di mana saja dan kapan saja. Dengan pendekatan learning, proses belajar bisa dilakukan di mana pun dan kapan pun,” jelas Yudhistira. Salah satu narasumber forum diskusi yaitu Direktur Guru Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Nonformal, Kemendikdasmen, Suparto, menyoroti tentang pemanfaatan teknologi pembelajaran sejalan dengan Asta Cita Presiden Prabowo Subianto. Proses tersebut menempatkan pembangunan SDM sebagai prioritas utama nasional, dengan inovasi sains dan teknologi. “Inovasi sains dan teknologi itu pada dasarnya adalah media untuk meningkatkan mutu sumber daya manusia,” papar Suparto. Menurut Suparto, pemanfaatan teknologi pembelajaran harus diarahkan untuk mendorong kecerdasan, karakter adaptif, dan adab dalam penggunaannya. Salah satu tantangan utama yang dihadapi pendidikan saat ini adalah perubahan paradigma dari pembelajaran yang berpusat pada guru menuju pembelajaran yang berpusat pada peserta didik. “PTP turut berperan dalam menjembatani kebijakan dan praktik pembelajaran di satuan pendidikan. Bahkan, peran PTP sangat penting dalam memastikan teknologi selaras dengan tujuan pembelajaran dan kebutuhan guru. Dengan intervensi yang tepat, teknologi pembelajaran dapat menghadirkan pembelajaran yang mindful, meaningful, dan joyful,” ucapnya. Sementara itu narasumber lainnya yaitu Kepala Bagian Program dan Pelaporan Sekretariat Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah, Nandana Aditya Bhaswara, menyampaikan bahwa digitalisasi pembelajaran menjadi salah satu agenda strategis pemerintah dalam mempercepat peningkatan mutu pendidikan. “Digitalisasi pembelajaran merupakan bagian dari program hasil terbaik cepat yang mendorong transformasi satuan pendidikan. Pemanfaatan teknologi diharapkan mampu meningkatkan capaian literasi dan numerasi secara lebih merata,” terang Nandana. Selain itu, Nandana juga menjelaskan bahwa digitalisasi pembelajaran tidak hanya dimaknai sebagai penyediaan perangkat, namun juga penguatan ekosistem pembelajaran secara menyeluruh. “Digitalisasi mencakup tiga pilar utama, yakni perangkat pembelajaran, pelatihan dan pendampingan guru, serta penyediaan konten berkualitas. Ketiga pilar ini harus berjalan bersamaan agar teknologi benar-benar memberi dampak pada proses belajar,” katanya. Menutup paparannya, Nandana mengapresiasi peran PTP dalam mendukung implementasi digitalisasi pembelajaran di satuan pendidikan. “PTP memiliki peran strategis dalam mengawal pemanfaatan teknologi agar selaras dengan kebutuhan pembelajaran. Melalui kolaborasi dan jejaring PTP, digitalisasi pembelajaran dapat diterapkan secara efektif dan berkelanjutan,” pungkasnya. Melalui penguatan PTP, Kemendikdasmen terus berkomitmen untuk memastikan pemanfaatan teknologi pembelajaran berjalan terarah, relevan, dan berkelanjutan. PTP diharapkan menjadi penggerak utama dalam menghubungkan kebijakan, inovasi teknologi, dan praktik pembelajaran di satuan pendidikan, sehingga transformasi pembelajaran digital dapat memberikan dampak nyata bagi peningkatan mutu pendidikan nasional. (Penulis: Ikke, Intan/ Editor: Destian, Denty)
Melalui forum ini, para PTP dapat saling belajar tentang strategi pengembangan media pembelajaran, pendekatan teknologi baru, serta praktik terbaik dalam meningkatkan mutu kinerja berbasis capaian nyata. Kegiatan ini juga mempertegas posisi PTP sebagai katalisator inovasi pendidikan yang berperan menghubungkan antara sains, teknologi, dan praktik pembelajaran.
Penulis: Destian Rifki
Editor: Denty Anugrahmawaty