Temukan informasi tentang Kemendikdasmen, struktur organisasi, dan regulasi
Informasi Profil Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah
Informasi Publik Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah
Temukan kabar, siaran pers, pengumuman, dan dokumentasi resmi dari Kemendikdasmen
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH KEMENTERIAN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH
Informasi Umum
Beranda
Button Icon
Button Icon
PPID
Button Icon Beranda
Button Icon Profil
Temukan informasi tentang Kemendikdasmen, struktur organisasi, dan regulasi
Button Icon
Button Icon
Button Icon
Button Icon Informasi Publik
Informasi Publik Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah
Button Icon Publikasi
Temukan kabar, siaran pers, pengumuman, dan dokumentasi resmi dari Kemendikdasmen
Button Icon PPID
Kemendikdasmen Ajak Wujudkan Pendidikan Inklusif yang Ramah bagi Anak dengan Down Syndrome
Kemendikdasmen Ajak Wujudkan Pendidikan Inklusif yang Ramah bagi Anak dengan Down Syndrome

Diterbikan pada: 24 Maret 2025

Bagikan:

Gambar Siaran Pers

Jakarta, 24 Maret 2025, - Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) melalui Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi, Pendidikan Khusus, dan Pendidikan Layanan Khusus (PKPLK) menggelar peringatan Hari Down Syndrome Sedunia 2025 pada Senin, 24 Maret 2025.

Dengan mengangkat tema “Meningkatkan Ekosistem Pendidikan yang Ramah bagi Anak dengan Down Syndrome”, Kemendikdasmen berkomitmen dan mengajak semua pihak untuk turut menciptakan lingkungan pendidikan yang lebih inklusif dan ramah bagi anak-anak dengan down syndrome. 

Pendidikan inklusif adalah pendekatan pendidikan yang memastikan semua peserta didik, termasuk mereka dengan kebutuhan khusus, mendapatkan akses yang setara ke pendidikan berkualitas.

Staf Ahli Menteri Bidang Manajemen Talenta, Mariman Darto, dalam sambutannya mengatakan bahwa penyandang disabilitas merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam strategi pembangunan nasional.

“Oleh karena itu, Kemendikdasmen memberikan perhatian yang serius, salah satunya dengan pembentukan Direktorat Pendidikan Khusus dan Pendidikan Layanan Khusus di bawah Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi, Pendidikan Khusus, dan Pendidikan Layanan Khusus,” kata Mariman. 

Menurut Mariman, semangat yang diusung pada peringatan Hari Down Syndrome tahun ini sejalan dengan semangat yang dibangun Kemendikdasmen dalam mewujudkan pendidikan yang lebih inklusif dan bermutu bagi semua.

“Anak-anak dengan down syndrome memiliki hak yang sama untuk mendapatkan pendidikan yang bermutu, sesuai dengan kebutuhan dan potensi mereka. Oleh karena itu, sebagai bagian dari sistem pendidikan nasional, kita semua memiliki tanggung jawab untuk menciptakan lingkungan yang mendukung perkembangan mereka secara optimal,"  kata Mariman.

Saat ini, implementasi pendidikan inklusif di sekolah umum masih menghadapi berbagai tantangan, seperti keterbatasan sumber daya, pelatihan guru yang kurang memadai, serta kurangnya fasilitas dan dukungan yang memadai untuk siswa dengan kebutuhan khusus. Selain itu, penyandang disabilitas juga dihadapkan pada tantangan kebekerjaan dengan terbatasnya lapangan pekerjaan bagi lulusan yang kompeten.

Sebagai upaya mengatasi hal tersebut, dalam beberapa tahun terakhir, lanjut Mariman, pemerintah terus berupaya memperkuat kebijakan dan program pendidikan inklusif di Indonesia. Berbagai inisiatif juga telah dilakukan, seperti peningkatan kapasitas pendidik dalam menangani kebutuhan khusus anak, penyediaan fasilitas yang lebih aksesibel, serta penyusunan kurikulum yang lebih adaptif dan responsif terhadap kebutuhan peserta didik berkebutuhan khusus, termasuk anak dengan down syndrome. 

“Namun demikian, tugas kita belum selesai. Dibutuhkan sinergi dari berbagai pihak, pemerintah, sekolah, keluarga, dan masyarakat untuk memastikan anak-anak dengan down syndrome mendapatkan kesempatan yang sama dalam meraih masa depan yang lebih baik,” ujar Mariman. 

Direktur Pendidikan Khusus dan Pendidikan Layanan Khusus, Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi PKPLK, Saryadi, mengatakan bahwa Direktorat PKPLK akan terus berupaya meningkatkan layananpenguatan satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif di Indonesia untuk mewujudkan akses pendidikan yang setara bagi semua peserta didik.

“Kami akan terus meningkatkan kualitas pembelajaran melalui kurikulum yang akomodatif, penguatan kompetensi bagi guru dan tenaga kependidikan di sekolah inklusi, peningkatan sarana dan prasarana, termasuk pemberdayaan unit layanan disabilitas di daerah-daerah,” ujar Saryadi.

Sementara itu, Ketua Umum Yayasan POTADS (Persatuan Orang Tua Anak dengan Down Syndrome (POTADS)), Eliza Octavianti Rogi, menyampaikan bahwa tantangan terbesar dalam merawat anak dengan down syndrome membuat mereka mandiri dengan bakat dan potensi yang dimiliki.

“Lingkungan inklusif yang ramah, menjadi modal penting untuk menumbuhkan potensi anak dengan down syndrome. Kami berharap ada tempat-tempat belajar yang bisa menggali dan mengembangkan potensi mereka sehingga mereka bisa mandiri nantinya,” kata Eliza.

 

Kolaborasi, Kunci Mewujudkan Pendidikan Inklusif

Digelar di Aula Yayasan Pembinaan Anak Cacat (YPAC) Jakarta, peringatan Hari Down Syndrome ini diisi dengan penampilan peserta didik dengan down syndrome dari SLB Negeri 4 Jakarta serta gelar wicara dengan tema  “Membangun Lingkungan yang Ramah bagi Penyandang Down Syndrome”.
 
Gelar wicara ini menghadirkan sejumlah pembicara, di antaranya Ketua Komisi Nasional Disabilitas, Founder Kopi Kamu sebagai salah satu kedai kopi yang selama ini mempekerjakan anak dengan down syndrome, Kepala SLB Negeri 4 Jakarta, serta Ketua Umum Yayasan POTADS (Persatuan Orang Tua Anak dengan Down Syndrome (POTADS)). 

Selain gelar wicara, Tenaga Ahli Prancis untuk Kemendikdasmen, Philippe Grange, juga membagikan praktik baik pendidikan inklusif di Prancis yang dimulai sejak tahun 2005, di mana anak-anak penyandang disabilitas berhak mendapatkan pendidikan reguler sejak taman kanak-kanak.

Selain adanya kebijakan guru pendamping bagi siswa dengan down syndrome, di sejumlah negara di Eropa, menurut Philippe, juga memberlakukan kebijakan, di mana penanganan satu siswa down syndrome setara dengan penanganan tiga siswa biasa. 

“Jadi, ketika di kelas ada 20 siswa biasa, kemudian ada satu siswa down syndrome maka beban guru kelas bisa dikurangi menjadi 17 siswa biasa dan satu anak dengan down syndrome,” terang  Philippe.

Masih menurut  Philippe, berbagai pemangku kepentingan di Prancis juga berkolaborasi untuk tidak hanya menghadirkan lingkungan pendidikan inklusi, tetapi juga lingkungan sosial dan dunia kerja yang inklusi dengan mewajibkan perusahaan untuk mempekerjakan penyandang disabilitas serta memberikan keringanan hingga membebaskan pajak bagi perusahaan yang mempekerjakan pekerja disabilitas lebih dari 50 persen.

Sebagai informasi, Hari Down Syndrome Dunia sendiri diperingati setiap tanggal 21 Maret. Tanggal 21 Maret dipilih karena melambangkan trisomi 21, yaitu keberadaan tiga salinan kromosom ke-21 yang menjadi penyebab down syndrome atau kondisi kelainan genetik dimana muncul duplikat kromosom 21 pada bayi yang baru lahir.

Sumber: Siaran Pers Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah Nomor: 138/sipers/A6/III/2025

Penulis: Destya

Editor: Denty Anugrahmawaty

Kepemilikan Konten Pendidikan Vokasi Kepemilikan Konten Guru Sekolah Kejuruan Kepemilikan Konten Sekolah Kejuruan Kepemilikan Konten Dinas Pendidikan Kepemilikan Konten Ruang Murid Kepemilikan Konten Ruang Sekolah Kepemilikan Konten Ruang Orang Tua Kepemilikan Konten Vokasi Kepemilikan Konten Guru PAUD Kepemilikan Konten Sekolah Dikdasmen Kepemilikan Konten Murid PAUD Kepemilikan Konten Mitra Dikdasmen Kepemilikan Konten Orang Tua Kepemilikan Konten Pegiat Literasi Kepemilikan Konten Wajib Belajar 13 Tahun dan Pemerataan Kesempatan Pendidikan Kepemilikan Konten Penguatan Pendidikan Unggul, Literasi, Numerasi dan Sains Teknologi

Siaran Pers Terkait
Gambar Konten Terkait
LKS Dikmen 2025 Kini Inklusif, Terbuka untuk SMA dan SMK Lintas Ajang

Kepemilikan Konten PaudDikdasmen Kepemilikan Konten Guru Dikdasmen Kepemilikan Konten Penguatan Pendidikan Unggul, Literasi, Numerasi dan Sains Teknologi

Diterbitkan pada : 29/07/2025

Gambar Konten Terkait
LKS Dikmen ke-33 Resmi Dibuka: Cetak Talenta Unggul, Siapkan Generasi Indonesia Emas 2045

Kepemilikan Konten Dinas Pendidikan Kepemilikan Konten Vokasi Kepemilikan Konten Sekjen Kepemilikan Konten Guru Dikdasmen Kepemilikan Konten Sekolah Dikdasmen Kepemilikan Konten Murid Dikdasmen Kepemilikan Konten Peningkatan Kualifikasi, Kompetensi, dan Kesejahteraan Guru

Diterbitkan pada : 28/07/2025

Gambar Konten Terkait
Wakil Indonesia Raih 7 Perak di Ajang Tata Boga Internasional

Kepemilikan Konten Pendidikan Vokasi Kepemilikan Konten Guru Sekolah Kejuruan Kepemilikan Konten Sekolah Kejuruan Kepemilikan Konten Dinas Pendidikan Kepemilikan Konten Vokasi Kepemilikan Konten Murid Kejuruan Kepemilikan Konten Penguatan Pendidikan Unggul, Literasi, Numerasi dan Sains Teknologi

Diterbitkan pada : 28/07/2025