Diterbikan pada: 23 November 2025
Pekanbaru, 23 November 2025 – Suasana riang terdengar sejak pagi di TK Lillah Pekanbaru, Riau. Apalagi saat Direktur Guru Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Nonformal (PAUD PNF), Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen), Suparto, hadir di sekolah dan berkesempatan mengajar anak-anak TK. Sejak memasuki kelas, Suparto memilih untuk memulai pembelajaran dengan cara yang sederhana namun penuh makna. Ia mengajak anak-anak berdoa, mengatur suasana agar tenang dan nyaman sebelum kegiatan belajar dimulai. Momen kecil ini menjadi pengingat bahwa pendidikan usia dini bukan hanya tentang materi, tetapi tentang membangun kebiasaan baik sejak dini. Setelah doa bersama, Suparto langsung mencairkan suasana dengan ice breaking singkat. Kemudian ia melanjutkan dengan membacakan salah satu seri buku cerita bergambar tentang penerapan 7 KAIH yang berjudul “Selamat Pagi Dina!”. Buku ini menceritakan tentang seorang anak yang terlambat berangkat ke sekolah. Cerita ini tidak hanya menghibur, tetapi juga sarat nilai-nilai kedisiplinan dan tanggung jawab. Di sela-sela cerita, Suparto juga mengajak anak-anak bernyanyi lagu “Lihat Kebunku” yang membuat seluruh ruangan dipenuhi suara riang. Tidak sampai di situ, Suparto juga membawa hadiah kecil untuk para murid sebagai bentuk apresiasi atas keberanian, keceriaan, dan partisipasi mereka. Anak-anak menyambutnya dengan gembira, menjadikan momen ini begitu berkesan di hati anak-anak. Usai mengajar, Suparto menyampaikan bahwa tujuan kedatangannya adalah ingin melihat implementasi kebijakan 7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat (7 KAIH) di sekolah mulai PAUD hingga ke jenjang menengah. Menurut Suparto, praktik di lapangan adalah ukuran yang riil untuk menilai keberhasilan kebijakan. “Kami berkunjung ke TK Lillah untuk melihat bagaimana kegiatan guru dan siswa dalam konteks pembelajaran yang mindful, meaningful, dan joyful. Karena konsep pembelajaran di Satuan PAUD adalah pengenalan diri, pengenalan sesama, dan kepedulian sosial,” jelasnya di Pekanbaru pada Jumat (21/11). Tak hanya berkesan bagi sekolah, Suparto mengaku puas karena dapat melihat sendiri penerapan nilai-nilai 7 KAIH dan berinteraksi langsung dengan anak-anak. Saat menjajal kebolehannya menjadi “guru”, dari dekat ia menyaksikan sejauh mana pemahaman anak-anak terhadap konsep numerasi, mengetahui cara anak-anak mengenal dirinya, melihat interaksi anak-anak saat bergaul dengan sesamanya, serta berbagai tingkah anak lainnya. “Penanaman karakter terbaik dilakukan melalui kebiasaan-kebiasaan yang mengembirakan. Maka PAUD itu aspek yang sangat krusial saat anak-anak tumbuh kembang di usia emas 0–5 tahun,” tambahnya. Suparto menyampaikan kekagumannya terhadap suasana belajar di TK Lillah. “Sekolah ini mampu mengondisikan anak-anak untuk tumbuh kembang berdasarkan potensi-potensi mereka. Suasana keagamaan juga ditanamkan dengan sangat baik. Ada kegiatan anak-anak di masjid untuk membiasakan diri salat dhuha,” ucapnya. Di sisi lain, Kepala Sekolah TK Lillah, Sri Gusmayanti, menyampaikan bahwa interaksi Direktur Suparto dengan anak-anak sangat mengesankan. “Alhamdulillah, tadi Pak Direktur mengajar itu bagi anak-anak sangat seru. Pak Direktur itu bisa membangun kedekatan dengan murid-murid,” ujar Sri terkesan. Sri menjelaskan bahwa biasanya anak-anak memerlukan waktu untuk dekat dengan guru baru. “Biasanya kalau anak-anak tidak ada kedekatan, kadang-kadang mereka tidak mau menjawab, kadang-kadang tidak mau mengikuti. Tapi tadi Pak Direktur mampu membawa anak-anak ikut ke dalam cerita dia,” kata Sri. “Tadi Bapak Direktur bercerita, meminta anak menyebutkan nama mereka masing-masing sambil menuliskan umurnya. Anak-anak ikut terlibat sangat aktif. (Pak Direktur) Layaknya seperti guru TK biasanya dalam mengajar, mampu membawa anak-anak ke dalam interaksi,” ungkap Sri antusias. Direktur Mengajar, Semarakkan Bulan Guru Nasional (BGN) Tahun 2025 di Berbagai Daerah Sebagai bagian dari kegiatan Bulan Guru Nasional (BGN) 2025, kehadiran pemerintah di tengah masyarakat menurut Suparto, sangat penting karena seorang pejabat tetaplah bagian dari rakyat. Terlebih bagi birokrat yang menangani urusan guru, sejatinya ia juga seorang pendidik yang harus memberikan keteladanan dan dekat dengan orang-orang yang dipimpinnya. “Kegiatan ini sangat positif. Seorang direktur jangan menjadi birokrat yang hanya duduk di belakang meja. Kita harus turun langsung melihat praktik pembelajaran secara riil, secara empiris, secara implementatif,” ucap Direktur PAUD PNF. Sebagai regulator yang mengurus peningkatan kompetensi dan kesejahteraan guru PAUD TK di Indonesia, Suparto menilai perlunya mendengar banyak aspirasi dari pada GTK. Merupakan energi yang luar biasa baginya ketika turun ke lapangan dan melihat semangat guru maupun murid menerapkan kebijakan pemerintah. “Ketika saya berinteraksi dengan anak-anak, saya melihat calon-calon pemimpin generasi Indonesia. Indonesia emas di 2045 akan diperkuat oleh anak-anak yang kita siapkan dengan fondasi karakter yang baik sejak usia dini,” tutupnya.*** (Penulis: Ririn/Editor: Denty A., Seno H./Fotografer: Tim Ditjen GTKPG) Biro Komunikasi dan Hubungan Masyarakat Sekretariat Jenderal Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah Laman: kemendikdasmen.go.id X: x.com/Kemdikdasmen Instagram: instagram.com/kemendikdasmen Facebook: facebook.com/kemendikdasmen YouTube: KEMDIKDASMEN Pertanyaan dan Pengaduan: ult.kemendikdasmen.go.id Siaran Pers Kemendikdasmen: kemendikdasmen.go.id/pencarian/siaran-pers #PendidikanBermutuuntukSemua #KemendikdasmenRamah
Sumber: Nomor: 816/sipers/A6/XI/2025
Penulis: Ririn Ramandani
Editor: Denty Anugrahmawaty
Ruang GTK
GTK
Guru PAUD