Diterbitkan pada: 13/06/2025
Ambon, Badan Bahasa — Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (Badan Bahasa), Hafidz Muksin, menjadi narasumber utama dalam kuliah tamu yang diselenggarakan oleh Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Ambon (yang baru saja berganti nama menjadi UIN A.M. Sangadji Ambon), Kamis (5/6). Kegiatan ini berlangsung di Aula Rektorat IAIN Ambon dan diikuti oleh dosen serta mahasiswa dari berbagai program studi. Kuliah tamu ini mengangkat tema kebijakan kebahasaan nasional dengan fokus pada upaya revitalisasi bahasa daerah. Dalam paparannya, Hafidz menyoroti kondisi kritis sejumlah bahasa daerah di Indonesia yang menghadapi ancaman punah akibat minimnya pewarisan antargenerasi dan melemahnya penggunaan bahasa di ruang publik. "Revitalisasi bukan sekadar dokumentasi, melainkan juga upaya membangun kembali budaya tutur dalam kehidupan sehari-hari. Ini adalah kerja kolektif untuk menjaga jati diri bangsa melalui bahasa," tegas Hafidz. Ia menambahkan bahwa pada era transformasi digital, Badan Bahasa tengah mengembangkan pendekatan inovatif, termasuk pemanfaatan kecerdasan buatan (AI), untuk memperluas jangkauan pelestarian bahasa daerah. Menurutnya, pelestarian bahasa harus bersifat inklusif dan adaptif terhadap perkembangan zaman. “Kami ingin memastikan setiap warga, dari Sabang hingga Merauke, memiliki akses terhadap pendidikan yang bermutu dan berbasis pada kearifan lokal,” ujarnya. Kuliah tamu ini merupakan bagian dari rangkaian kunjungan kerja Kepala Badan Bahasa di Provinsi Maluku. Sebelumnya, ia juga menandatangani perjanjian kerja sama dengan Rektor IAIN Ambon untuk memperkuat program kebahasaan dan kesastraan. Kuliah yang berlangsung interaktif tersebut dipandu oleh Kepala Balai Bahasa Provinsi Maluku, Kity Karenisa. Antusiasme peserta terlihat dalam sesi tanya jawab. Dosen IAIN Ambon, Dewi Qhuril Malasary Ely dan Susi Hardia Latuconsina, turut memberikan tanggapan dan mengajukan pertanyaan terkait strategi pelindungan bahasa di tengah arus globalisasi dan digitalisasi. Melalui kegiatan ini, diharapkan terbangun sinergi berkelanjutan antara Badan Bahasa dan perguruan tinggi dalam memperkuat upaya pelindungan, pengembangan, dan pembinaan bahasa daerah di wilayah timur Indonesia.
Penulis: Shaka
Editor: Denty Anugrahmawaty