Temukan informasi tentang Kemendikdasmen, struktur organisasi, dan regulasi
Informasi Profil Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah
Temukan kabar, siaran pers, pengumuman, dan dokumentasi resmi dari Kemendikdasmen
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH KEMENTERIAN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH
Informasi Umum
Beranda
Button Icon
Button Icon
PPID
Button Icon Beranda
Button Icon Profil
Temukan informasi tentang Kemendikdasmen, struktur organisasi, dan regulasi
Button Icon
Button Icon
Button Icon Publikasi
Temukan kabar, siaran pers, pengumuman, dan dokumentasi resmi dari Kemendikdasmen
Button Icon PPID
Wamendikdasmen Atip: Pembelajaran Mendalam Kunci Siapkan Anak Usia Dini Hadapi Tantangan Zaman

Diterbitkan pada: 12/06/2025

Bagikan:

Gambar Siaran Pers

Jakarta, Kemendikdasmen — Wakil Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Wamendikdasmen), Atip Latipulhayat, menegaskan pentingnya pendekatan pembelajaran mendalam dalam menyiapkan anak usia dini menghadapi tantangan zaman yang kompleks. 

Menurutnya, berbagai tantangan yang dihadapi menuntut kesiapan sumber daya manusia untuk beradaptasi secara cepat.

“Dalam lanskap dunia yang terus berubah penuh ketidakpastian, kompleks, dan penuh ambiguitas saat ini pendidikan anak usia dini menjadi fondasi utama yang harus menjadi investasi negara dalam membangun masa depan bangsa untuk membentuk generasi emas Indonesia Hebat 2046,” ujar Wamen Atip, saat membuka kegiatan Advokasi Kebijakan Pendekatan Pembelajaran Mendalam di Satuan PAUD, Senin (9/6) di Tangerang, Banten.

Dewasa ini, dunia pendidikan harus bertransformasi secara menyeluruh dan PAUD menjadi salah satu pilar terpenting dalam proses itu. Selanjutnya, transformasi yang dilakukan tidak semata soal program dan kebijakan, melainkan juga soal paradigma tentang bagaimana cara mendidik anak yang sesuai dengan zamannya. “Riset menunjukkan bahwa 90 persen perkembangan otak terjadi pada usia 0 sampai 6 tahun. Ini adalah masa keemasan yang tidak boleh kita sia-siakan,” tegasnya.

Menurut Wamen Atip, pembelajaran mendalam adalah  upaya untuk menghidupkan proses belajar pada anak. Pembelajaran mendalam bukan sekadar mengajar, tapi menghidupkan proses belajar. Metode yang dirancang tidak hanya untuk mentransfer pengetahuan, tetapi untuk menghidupkan pengalaman belajar yang menyentuh aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik anak secara utuh.

“Pendekatan ini menekankan pembelajaran yang bermakna, berkesadaran, dan menggembirakan. Anak diajak berpikir, merasakan, dan bergerak—olah pikir, olah rasa, olah hati, dan olah raga—semua terintegrasi,” jelas Atip.

Menurutnya, pendekatan ini menjadi kunci dalam menyiapkan anak Indonesia menjadi generasi pemecah masalah, inovator, dan warga dunia yang tangguh di masa depan. 

Kolaborasi dan Partisipasi Kunci Suksesnya Membangun PAUD

Dalam sambutannya, Atip juga menekankan pentingnya peran Dinas Pendidikan di daerah sebagai motor penggerak transformasi pendidikan, khususnya dalam sektor PAUD. Kolaborasi lintas pemangku kepentingan—termasuk Bunda PAUD, IGTKI, HIMPAUDI, Aisyiyah, dan NGO—menjadi krusial dalam memastikan layanan PAUD yang holistik dan terintegrasi dapat dinikmati oleh semua anak Indonesia, tanpa terkecuali.

“Pertemuan ini bukan hanya forum berbagi informasi, tapi momen untuk menyamakan langkah. Harapan saya, hasil dari kegiatan ini bisa ditindaklanjuti secara nyata di setiap daerah,” tutupnya. Dengan arah kebijakan yang jelas, pendekatan yang inovatif, dan sinergi antara pusat dan daerah, pendidikan anak usia dini di Indonesia tengah melangkah menuju masa depan yang lebih cerah—dimulai dari hari ini, dari anak-anak kita.

Melalui forum ini, Direktur PAUD, Nia Nurhasanah mengajak seluruh pemangku kepentingan—dari pemerintah daerah, pengelola satuan PAUD, organisasi profesi, hingga masyarakat luas—untuk memahami dan mengimplementasikan Pendekatan Pembelajaran Mendalam sebagai bagian dari transformasi pendidikan anak usia dini.

“Kami menyadari bahwa perubahan ini membutuhkan kolaborasi dan komitmen bersama. Dukungan kebijakan, penguatan kapasitas pendidik, serta penyediaan sumber daya yang memadai menjadi bagian penting dari ekosistem pembelajaran yang mendalam," pungkasnya.

Penulis: Shaka

Editor: Denty Anugrahmawaty

Berita Terkait