Diterbitkan pada: 22/07/2025
Malang, Kemendikdasmen — Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (Badan Bahasa), Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen), melalui Balai Bahasa Provinsi Jawa Timur meresmikan peluncuran program unggulan Uji Kemahiran Berbahasa Indonesia (UKBI) di SMA Negeri 2 Kota Malang, pada Jumat (18/7), sebagai langkah konkret dalam memperkuat literasi dan jati diri kebangsaan siswa. Acara peresmian ini dihadiri oleh Kepala Badan Bahasa, Hafidz Muksin, serta jajaran pejabat dari Balai Bahasa Jawa Timur dan Cabang Dinas Pendidikan Jawa Timur Wilayah Kota Malang dan Kota Batu. Program UKBI ini tidak hanya menjadi media pengukuran kemampuan berbahasa Indonesia siswa, namun juga sebagai wujud pelaksanaan nilai-nilai kebangsaan dan penguatan karakter dalam lingkungan sekolah. SMAN 2 Kota Malang menjadi satu-satunya sekolah di Jawa Timur yang melaksanakan UKBI secara serentak dalam rangkaian Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) Ramah tahun ajaran 2025/2026. Kepala Badan Bahasa, Hafidz Muksin, menyampaikan pentingnya kemampuan berbahasa sebagai pondasi dalam meraih ilmu pengetahuan dan membangun karakter bangsa. “Dalam memperoleh ilmu pengetahuan dan teknologi kunci utamanya adalah literasi. Dan literasi itu kunci utamannya adalah bahasa. Bahasa kunci utamanya diawali dengan keinginan kita bisa membaca bisa menulis dan bisa mengucap,” katanya. “Jadi literasi tidak sekadar untuk tidak hanya membaca saja namun harus bisa memahami, memaknai, dan mengimplementasikan makna setiap kata dari kalimat yang kita pelajari. Maka adik-adik semuanya kemampuan berbahasa Indonesia yang baik dan benar itu akan menjadi pondasi penting seseorang untuk memperoleh ilmu pengetahuan,” lanjutnya. Ia juga menyampaikan apresiasi kepada Provinsi Jawa Timur sebagai daerah dengan jumlah peserta UKBI terbanyak secara nasional, serta kepada SMAN 2 Kota Malang atas pelaksanaan UKBI yang dinilai inspiratif. “Kami atas nama pemerintah pusat dalam hal ini Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah ingin menyampaikan apresiasi dan terima kasih kepada pemerintah Provinsi Jawa Timur, berdasarkan penilaian, evaluasi, dan berdasarkan jumlah peserta UKBI seluruh Indonesia di tahun 2024, Provinsi Jawa Timur menjadi provinsi terbanyak jumlah peserta UKBI-nya,” ujarnya. Hafidz juga memberi penegasan mengenai pentingnya mengikuti UKBI sebagai dasar membangun literasi. "Penghargaan itu saya harapkan bukan menjadi tujuan utama. Namun percayalah, penghargaan sudah pasti akan mengikuti saat proses dilakukan dan dijalankan secara konsisten dan terus-menerus serta berkualitas. UKBI ini menjadi instrumen untuk mengukur kemahiran berbahasa seseorang dalam berbahasa yang baik dan benar dan juga pemahaman memaknai kaidah yang ada," jelasnya. Dukungan penuh juga datang dari Kepala Cabang Dinas Pendidikan Jawa Timur Wilayah Kota Malang dan Kota Batu, Hastini Ratna Dewi, yang mengapresiasi langkah cepat dan terukur SMAN 2 Kota Malang dalam menjalankan UKBI. "Kami menyampaikan apresiasi kepada SMAN 2 Kota Malang yang melesat dalam pelaksanaan UKBI. Program ini sangat penting, bukan hanya untuk siswa, tapi juga untuk guru sebagai alat uji kompetensi Bahasa Indonesia. Dengan UKBI, kami yakin kualitas pendidikan dan komunikasi di lingkungan sekolah akan semakin baik dan berkarakter," ujarnya. Pada kesempatan yang sama, Kepala Balai Bahasa Jawa Timur, Puji Retno Hardiningtyas, turut memberikan apresiasi dan menyatakan bahwa pelaksanaan UKBI di SMAN 2 Kota Malang menjadi bagian dari pelindungan dan pemasyarakatan bahasa dan sastra yang menjadi tugas utama balai bahasa. “Kami harap kerja sama ini terus berlanjut, tidak hanya dalam UKBI, tetapi juga program kebahasaan dan kesastraan lainnya di Jawa Timur,” ungkapnya.
Sementara itu, Kepala SMAN 2 Kota Malang, Eny Retno Diwati, menyampaikan bahwa sekolah berkomitmen menjadikan UKBI sebagai program unggulan dalam penguatan literasi. "Kami berharap UKBI membawa dampak positif yang berkelanjutan. Keikutsertaan seluruh siswa kelas XI dan XII selama empat hari menjadi bukti bahwa UKBI bukan sekadar formalitas, namun proses yang bermakna," pungkasnya. (Penulis: M. Irfan/Editor: Rayhan, Denty)
Penulis: Rayhan Parady
Editor: Denty Anugrahmawaty