Diterbitkan pada: 05/09/2025
Bawen, Kemendikdasmen - Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (Badan Bahasa), Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen), Hafidz Muksin,didampingi Kepala Balai Bahasa Provinsi Jawa Tengah, Dwi Laily Sukmawati, beserta Tim Efektif melakukan kunjungan kerja ke SMKN 1 Bawen yang berlokasi di Jalan Kartini Bawen Nomor 119, Semarang, Jawa Tengah.
Kunjungan tersebut untuk melihat langsung proses pembelajaran dan praktik industri pangan yang merupakan bagian dari langkah besar Kemendikdasmen mewujudkan Asta Cita Presiden Prabowo Subianto dalam meningkatkan sumber daya manusia (SDM) yang unggul sebagai pilar penting mewujudkan kedaulatan pangan.
Dalam menghadapi tantangan dunia kerja, ucap Hafidz, SMK sebagai lembaga pendidikan vokasi memiliki peran strategis dalam menyiapkan sumber daya manusia yang kompeten, adaptif, dan siap bersaing dalam pemenuhan kebutuhan tenaga terampil di dunia usaha dan dunia industri. Untuk itu penyelarasan kurikulum di SMK dengan kebutuhan dunia usaha dan dunia industri perlu ditingkatkan. Penyediaan bahan bacaan pendukung literasi pangan juga perlu diperbanyak di satuan pendidikan.
“Salah satu fondasi penting dalam peningkatan SDM adalah literasi agar mereka memiliki pengetahuan, memiliki daya kritis, analitis, kreatif, dan mampu memahami kebutuhan serta peluang dunia usaha dan industri pangan” tegas Hafidz pada Kamis (28/8).
Hafidz mengatakan, sebagai upaya untuk memperkuat ketahanan pangan nasional, pemerintah kini terus mengoptimalkan sektor pendidikan vokasi sebagai strategi jangka panjang. “Sejumlah SMK telah diarahkan khusus sebagai pusat keunggulan untuk mengasah keterampilan praktis siswa agar menghasilkan lulusan yang kompeten dan terserap di dunia kerja,” terangnya.
SMK Pusat Keunggulan menjadi rujukan yang dapat meningkatkan kualitas dan kinerja SMK lainnya melalui kemitraan dan penyelarasan mendalam dengan dunia usaha dan industri.Program ini dirancang agar lulusan tidak hanya siap terjun ke dunia kerja, tetapi juga mampu membuka usaha mandiri yang berkontribusi langsung pada ketahanan pangan Indonesia.
SMKN 1 Bawen dipilih menjadi salah satu sasaran patok banding karena memiliki dukungan SDM yang handal dengan enam Program Keahlian yang dimiliki, yaitu Program Keahlian Agribisnis Hasil Pertanian, Agribisnis Produksi Tanaman, Agribisnis Produksi Ternak, Mekanisasi Pertanian, Tata Boga Dan Pariwisata. Di samping itu, sarana dan prasarana serta fasilitas praktik industri pangan sangat memadai.
Praktik baik SMKN1 Bawen sebagai pusat keunggulan telah berhasil menciptakan SDM yang unggul di bidang pangan mencakup pertanian dan peternakan, menjalin kemitraan sekolah dengan dunia industri sehingga lulusannya siap bekerja dan mampu menjawab tantangan di dunia usaha dan industri.
Dalam kesempatan yang sama, Kepala SMK 1 Bawen, Nana Mulyana, menyampaikan bahwa untuk meningkatkan kompetensi siswa dalam industri pangan dengan cara menempatkan siswa untuk melakukan praktik kerja di lahan pertanian, peternakan, dan juga Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) yang maju. Hal ini akan berdampak langsung pada pengalaman siswa yang utuh dalam proses kegiatan praktik tersebut.
“Misi besar yang telah dibangun di SMKN1 Bawen adalah lulusan bukan sibuk mencari pekerjaan, tetapi sibuk mencari karyawan. Sehingga sumbangsih SDM unggul untuk ketahanan pangan lebih nyata,” imbuh Nana.
Tidak dipungkiri bahwa bidang pertanian saat ini sedang mengalami penurunan minat, regenerasi petani muda sangat terbatas. Banyak anak petani lebih memilih bekerja di sektor industri atau jasa karena menganggap pertanian sebagai pekerjaan yang kurang bergengsi dan sulit menghasilkan keuntungan.
Dalam upaya mewujudkan SDM unggul industri pangan, SMKN 1 Bawen telah melakukan berbagai upaya nyata. Ketersediaan bahan bacaan bidang pangan di perpustakaan sekolah untuk menunjang proses belajar dan praktik industri pangan menjadi faktor utama pendukung literasi pangan. Para guru dan siswa memanfaatkan buku bacaan tersebut, untuk meningkatkan dan menambah referensi dalam penyusunan bahan ajar maupun tugas pembelajaran praktik.
SMKN 1 Bawen memiliki lahan seluas 9,8 hektare yang sangat mendukung peserta didik sebagai sarana praktik industri pangan. Lahan tersebut menjadi media pembelajaran untuk menerapkan teori dan pengetahuan, melatih keterampilan, mengolah potensi pertanian, serta mendukung fokus studi yang sedang mereka tempuh. Selain itu, siswa dibekali dengan praktik-praktik bagaimana mengelola dan memasarakan produk-produk yang dihasilkan dari pertanian dan peternakan.
Berbagai hasil praktik industri pangan menjadi sumber inspirasi, seperti sayuran hidroponik, tanaman jagung, ayam petelur, ayam potong, sapi perah, dan penggemukan kambing dikelola langsung oleh para siswa telah memasuki masa untuk dipanen. Para siswa langsung praktik mengolah dan memasarkannya sebagai langkah pembelajaran kewirausahaan sekaligus penerapan langsung sebagai petani milenial dan wirausaha muda.
Dalam kesempatan tersebut, Kepala Balai Bahasa Provinsi Jawa Tengah juga menyampaikan pentingnya peningkatan kemahiran berbahasa Indonesia bagi guru dan murid di SMKN1 Bawen untuk mendukung literasi pangan. Sebagai wujud nyata, para guru dan siswa SMKN1 Bawen akan mengikuti sosialisasi, pendampingan dan test Uji Kemahiran Berbahasa Indonesia (UKBI) yang difasilitasi oleh Balai Bahasa Provinsi Jawa Tengah. (Tim Badan Bahasa)
Sumber: Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa
Penulis: Rayhan Parady
Editor: Denty Anugrahmawaty