Temukan informasi tentang Kemendikdasmen, struktur organisasi, dan regulasi
Informasi Profil Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah
Informasi Publik Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah
Temukan kabar, siaran pers, pengumuman, dan dokumentasi resmi dari Kemendikdasmen
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH KEMENTERIAN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH
Informasi Umum
Beranda
Button Icon
Button Icon
PPID
Button Icon Beranda
Button Icon Profil
Temukan informasi tentang Kemendikdasmen, struktur organisasi, dan regulasi
Button Icon
Button Icon
Button Icon
Button Icon Publikasi
Temukan kabar, siaran pers, pengumuman, dan dokumentasi resmi dari Kemendikdasmen
Button Icon PPID
Pelatihan Sahabat Hebat Kuatkan Komitmen Siswa untuk Lawan Perundungan dalam Gerakan #RukunSamaTeman

Diterbitkan pada: 12/12/2025

Bagikan:

Gambar Siaran Pers

Jakarta, 11 Desember 2025 — Untuk memperkuat komitmen siswa dalam mencegah dan melawan perundungan, Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah melalui Pusat Penguatan Karakter melaksanakan pelatihan Sahabat Hebat sebagai bagian dari Gerakan #RukunSamaTeman. Melalui pelatihan jaringan sebaya ini, siswa dari berbagai provinsi didorong menjadi agen perubahan yang menekankan relasi sehat dan komunikasi asertif. Dalam kegiatan ini, peserta belajar membedakan perilaku sehat dan yang berpotensi melukai dalam pertemanan, memahami bentuk kekerasan, serta merancang aksi sederhana untuk menciptakan lingkungan sekolah yang aman, nyaman, dan inklusif.

Pelatihan ini dirancang untuk membantu peserta didik mengenali bentuk relasi yang aman dan tidak aman di lingkungan pertemanan mereka. Melalui berbagai aktivitas interaktif, siswa diajak memahami batas pribadi, belajar membedakan perilaku pertemanan yang sehat dan yang berpotensi melukai, serta memahami bentuk-bentuk kekerasan sesuai regulasi.

Fasilitator Pusat Penguatan Karakter, Paradhita Zulfa Nadia, menegaskan bahwa banyak perilaku pertemanan yang kerap dianggap wajar namun sebenarnya dapat menimbulkan ketidaknyamanan. Ia mengingatkan bahwa peserta didik perlu membedakan mana candaan yang sehat dan mana yang berpotensi menyakiti. “Kadang teman menganggap itu hanya candaan, padahal ada hal-hal yang sebenarnya membuat tidak nyaman,” ujarnya saat memaparkan materi (11/12).

Paradhita menyampaikan bahwa prinsip utama relasi sehat adalah menghormati batas pribadi. Ia menekankan bahwa kenyamanan seseorang tidak dapat ditentukan oleh pelaku candaan, melainkan oleh penerimanya. 

Dalam sesi komunikasi asertif, Paradhita mengajarkan cara menyampaikan perasaan dengan sopan dan jelas tanpa menimbulkan konflik. Kemampuan ini, menurutnya, penting untuk menciptakan hubungan pertemanan yang aman dan menghargai. “Kalimat asertif itu sederhana, tapi bisa membuat suasana lebih nyaman,” ungkapnya.

Pelatihan juga membekali peserta dengan materi Dukungan Psikologis Awal (DPA), yaitu cara membantu teman yang sedang mengalami tekanan emosional melalui tiga langkah: melihat kondisi, mendengarkan dengan empati, dan menautkan kepada orang dewasa yang dapat membantu. Fasilitator menekankan bahwa peran teman bukan menyelesaikan masalah, tetapi menjadi pendamping awal. 

Sebagai penutup, setiap kelompok menyusun rencana aksi sederhana untuk menciptakan lingkungan sekolah yang aman, seperti kampanye “Teman Boleh, Tapi Harus Aman”, membuat poster “Stop Canda yang Menyakiti”, hingga menyediakan kotak curhat teman sebaya.

Pelajar Dukung Implementasi Gerakan #RukunSamaTeman di Sekolah

Ni Komang Ratih Kumara Dewi, siswi SMP Negeri 2 Amlapura, Bali, menyampaikan rencananya untuk melakukan aksi positif sepulang dari pelatihan. Ia ingin menjadi pelopor dan pelapor yang aktif mencegah kekerasan di sekolah. “Di sekolah nanti saya ingin menjadi agen perubahan. Ini bentuk kekerasan yang tidak boleh dilakukan, dan ini bentuk perundungan yang harus dihentikan,” ujarnya.

Ratih juga menyebut penerapan pendekatan look, listen, and link untuk membantu teman sebaya. “Pendekatan tersebut meliputi kemampuan mengamati kondisi teman, mendengarkan tanpa menghakimi, serta menghubungkan teman yang membutuhkan bantuan kepada pihak yang berwenang,” ujar Ratih.

Sementara itu, Ragil Andi Firmansyah, siswa SMAN 84 Jakarta dan Patriot Pelajar penyandang disabilitas, menjelaskan bahwa keikutsertaannya dalam program ini memberinya dorongan baru untuk terus berkembang serta berkontribusi bagi teman-teman di sekolah. Ia juga mengungkapkan cita-citanya untuk mengabdikan diri di dunia pendidikan. “Saya ingin menjadi guru SLB agar dapat membantu anak-anak disabilitas dalam menempuh pendidikan,” ujarnya.

Baik Ratih maupun Ragil menutup sesi dengan pesan semangat untuk pelajar di seluruh Indonesia. Ratih menekankan pentingnya belajar dari pengalaman. “Experience is the best teacher. Don't be afraid to fall, and if you do, get up and try again,” pesannya. Sementara Ragil mengajak peserta didik untuk menjaga motivasi. “Semangat terus. Jangan pernah berputus asa. Percayalah sama diri kamu,” tutupnya. (Penulis: Ikke, Intan) Fotografer Puspeka

Penulis: Penulis BKHM

Editor: Denty Anugrahmawaty

Berita Terkait