Diterbikan pada: 11 Desember 2025
Jakarta, 11 Desember 2025 – Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) melalui Direktorat Pendidikan SMP telah menuntaskan Rapat Koordinasi Refleksi dan Evaluasi Program Prioritas Makan Bergizi Gratis (MBG) di Satuan Pendidikan Tahun 2025. Wakil Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Wamendikdasmen), Atip Latipulhayat, menekankan agar seluruh Unit Pelaksana Teknis (UPT) dapat mendukung implementasi MBG di daerah sehingga program ini menjadi budaya baik dan gerakan yang masif. “Program ini (harus) menjadi sebuah kultur, sebuah ekosistem, dan sebuah Gerakan Pendidikan Lokal untuk mewujudkan Pendidikan Bermutu untuk Semua. Tugas kita di tahun 2026 bukan lagi hanya mengimplementasikan, tetapi menginstitusionalkan Program Makan Bergizi Gratis kita bertransformasi dari sekadar pelaku program menjadi perumus strategi dampak yang berani dan terukur,” tuturnya dalam penutupan acara di Cibubur, Jakarta, Selasa (9/12). Implementasi MBG dapat dilihat sebagai upaya transformasi pendidikan di Indonesia. Penerapannya kata Wamen Atip, wajib diadvokasi, didampingi, dan diinternalisasi oleh UPT di setiap provinsi. Program MBG menyentuh dua hal penting. Pertama, Gizi sebagai Kurikulum Karakter. Makan bersama, dengan menu yang bergizi, bukanlah sekadar pengisian energi, tetapi merupakan pembelajaran karakter yang paling fundamental. Saat anak-anak makan bersama, mereka belajar nilai kedisiplinan dan tanggung jawab seperti mengantre, mencuci tangan, menghabiskan makanan, dan menjaga kebersihan. Selain itu, mereka juga belajar nilai gotong royong dan bermasyarakat seperti berbagi meja, saling menjaga, dan memahami pentingnya pangan bagi sesama. Tak ketinggalan, literasi gizi di mana murid mengenal jenis makanan sehat, memahami gizi seimbang, dan menjauhi makanan ultra-proses. Pada kesempatan ini, Wamen Atip mendorong seluruh UPT untuk memastikan Tim Pendampingan di lapangan tidak hanya fokus pada menu dan logistik, tetapi juga pada Integrasi Edukasi Gizi dan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) ke dalam kurikulum dengan pendekatan pembelajaran yang mendalam. “Libatkan guru-guru dalam setiap aktivitas perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi intrakurikuler, kokurikuler, dan ekstrakurikuler yang menjadikan kesehatan dan gizi sebagai tema sentral. Kita harus mencetak generasi yang cerdas secara kognitif, tetapi juga sadar gizi seumur hidup,” ujarnya. Kedua, MBG melibatkan UPT sebagai Pusat Keunggulan Kemitraan (CoE) Sinergi. UPT di 34 Provinsi adalah simpul-simpul strategis yang menghubungkan kebijakan pusat dengan realitas daerah. “Keberhasilan MBG sangat bergantung pada kemampuan Bapak/Ibu membangun Sinergi Horizontal dan Vertikal secara sempurna,” jelas Atip. Secara vertikal, UPT wajib menjadi konsultan kebijakan bagi Pemerintah Daerah (Pemda). Sementara itu, secara horizontal Program MBG memiliki dimensi yang sangat luas—mulai dari kesehatan, pertanian, hingga ekonomi lokal. “Saya sampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada seluruh panitia yang telah bekerja keras dan cermat dalam menyelenggarakan Rakor ini. Seluruh rangkaian kegiatan berjalan lancar, tertib, dan menghasilkan dokumen strategis yang sangat vital. Marilah kita kembali ke daerah masing-masing dengan membawa semangat baru Mengubah Gizi menjadi Prestasi, Mengubah Program menjadi Budaya,” lanjut Atip menutup sambutannya. Pada kesempatan yang sama, Direktur SMP, Maulani Mega Hapsari, menyampaikan bahwa rakor ini tidak hanya menghasilkan catatan diskusi, tetapi dua produk strategis yang akan menjadi dasar gerak langkah kita di tahun 2026. Capaian Pertama yaitu Dokumen Final Rekomendasi Teknis MBG kepada Badan Gizi Nasional (BGN). Dokumen ini merupakan hasil konsensus UPT dari seluruh Indonesia, yang merangkum masukan kritis dari lini depan. Rekomendasi ini mencakup penyempurnaan standarisasi menu harian, panduan penguatan tata kelola kebersihan dan keamanan pangan di sekolah, serta mekanisme pelaporan berbasis real-time yang lebih adaptif terhadap keragaman budaya dan ketersediaan bahan pangan lokal. Dokumen ini adalah jaminan kita untuk meningkatkan kualitas gizi, bukan hanya kuantitas sajian. Capaian kedua yaitu Peta Strategi Pendampingan dan Advokasi MBG 2026 yang Definitif. Peta ini adalah janji komitmen UPT di daerah untuk bertransformasi dari sekadar pelaksana menjadi konsultan mutu pendidikan dan agen advokasi kebijakan. Peta strategi ini memuat target advokasi Pemda yang berisi rencana kerja UPT untuk mendorong alokasi APBD yang sinergis dengan MBG pusat. Serta, integrasi edukasi yang berisi rencana detail implementasi Modul Edukasi Gizi dan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) ke dalam program Unit Kesehatan Sekolah (UKS) di sekolah sasaran di wilayah kerja masing-masing. Hasil Rakor ini secara kolektif menjawab tantangan dalam mewujudkan MBG sebagai investasi kognitif yang berdampak langsung pada mutu pendidikan. “Kita tidak hanya memberi makan, kita sedang membentuk kebiasaan sehat dan mendukung daya serap belajar siswa,” pungkasnya. Biro Komunikasi dan Hubungan Masyarakat Laman: kemendikdasmen.go.id #PendidikanBermutuuntukSemua
Sekretariat Jenderal
Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah
X: x.com/Kemdikdasmen
Instagram: instagram.com/kemendikdasmen
Facebook: facebook.com/kemendikdasmen
YouTube: KEMDIKDASMEN
Pertanyaan dan Pengaduan: ult.kemdikdasmen.go.id
Siaran Pers Kemendikdasmen: kemdikdasmen.go.id/main/blog/category/siaran-pers
#KemendikdasmenRamah
Sumber: Siaran Pers Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah Nomor: 886/sipers/A6/XII/2025
Penulis: Stephanie Westiana
Editor: Denty Anugrahmawaty
PaudDikdasmen
Pendidikan Vokasi
Sekolah Kejuruan
Dinas Pendidikan
Sekolah PAUD
Sekolah Dikdasmen
Mitra Dikdasmen
Orang Tua
Penguatan Pendidikan Karakter
Wajib Belajar 13 Tahun dan Pemerataan Kesempatan Pendidikan
Pemenuhan dan Perbaikan Sarana dan Prasarana Pendidikan