Diterbitkan pada: 06/05/2025
Ambon, Kemendikdasmen — Penasihat Dharma Wanita Persatuan (DWP) Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen), Masmidah Abdul Mu'ti, mendorong peningkatan peran Bunda PAUD di seluruh Indonesia. Hal ini berkaitan dengan penyediaan layanan PAUD Bermutu untuk Semua bagi seluruh anak, sejak mereka lahir sampai dengan usia enam tahun. Sehingga membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani mereka, agar siap dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. "Harapan untuk menghadirkan Generasi Emas Indonesia 2045 dapat tercapai. Upaya untuk mencapai tujuan tersebut membutuhkan dukungan berbagai pihak. Salah satu pemangku kepentingan yang memiliki strategis dalam mendorong penyelenggaraan PAUD berkualitas dengan layanan holistik integratif adalah Bunda PAUD,” ujar Masmidah dalam Pengukuhan Bunda PAUD Provinsi dan 9 Bunda PAUD Kabupaten/Kota Provinsi Maluku di Kantor Gubernur Maluku, Senin (5/5). Sebelum mengikuti kegiatan Pengukuhan Bunda PAUD tersebut, Masmidah membuka lokakarya Kemitraan Orangtua untuk Pendidikan Anak Usia Dini yang dilakukan di TK dan Kelompok Bermain Kasih Ibu Maluku. Masmidah bersama Istri Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Brotojoyo Retnowati, dan Direktur PAUD melakukan Senam Anak Indonesia Hebat. Mereka juga mengunjungi kegiatan Makan Bergizi bersama Anak Usia Dini, literasi dasar, dan belajar sambil bermain STEAM (Science, Technology, Engineering, Art, Mathematics) dengan siswa PAUD. Pengukuhan dan Ikrar Bunda Pengukuhan Bunda PAUD Provinsi Maluku, Maya Baby Rampen, dilakukan oleh Gubernur Provinsi Maluku, Hendrik Lewerissa. Prosesi ini turut disaksikan oleh Direktur Pendidikan Anak Usia Dini Kemendikdasmen, Nia Nurhasanah; Wakil Gubernur Provinsi Maluku, Abdullah Vanath; Ketua Dharma Wanita Pusat Kemendikdasmen, Brotojoyo Retnowati; serta sejumlah Bupati yang ada di Provinsi Maluku. Bunda PAUD merupakan sebuah kedudukan sukarela, yang dilandasi dengan rasa cinta dan kasih sayang, sehingga menjadi lokomotif untuk mendorong segenap elemen dalam masyarakat. Bunda PAUD diharapkan dapat membangun komunikasi dengan semua pemangku kepentingan di wilayahnya masing-masing yang memiliki potensi untuk mengembangkan layanan PAUD. “Dalam mendorong penyelenggaraan PAUD yang bermutu untuk semua, Bunda PAUD diharapkan dapat bekerja sama dengan semua elemen masyarakat, agar penyediaan layanan PAUD menjadi optimal,” paparnya. Guru sebagai ujung tombak dalam pembelajaran memiliki pengaruh yang kuat terhadap kesuksesan pembelajaran di PAUD. Di Maluku, dari 2.828 guru TK, sebanyak 62% di antaranya belum memiliki kualifikasi akademik Sarjana/S1. Maka, untuk mewujudkan pendidikan berkualitas dan bermutu di Maluku, dukungan dan peran Bunda PAUD terhadap guru-guru PAUD juga sangat penting untuk meningkatkan kompetensi dan kualifikasi akademik mereka. Disamping itu, secara khusus untuk Bunda PAUD Desa diharapkan mampu mendorong pemanfaatan dana desa dalam rangka pembinaan dan pengembangan PAUD berkualitas untuk PAUD Bermutu di wilayah desanya. Bunda PAUD Sukseskan Wajib Belajar 13 Tahun Direktur PAUD, Nia Nurhasanah, dalam sambutanya mengatakan bahwa Bunda PAUD merupakan figur sentral yang memiliki peran strategis dalam mendukung gerakan nasional PAUD Bermutu. Peran Bunda PAUD bukan sekadar simbolis, melainkan nyata dalam mendorong keterlibatan masyarakat, mengoordinasikan berbagai sektor, dan memastikan layanan PAUD yang holistik dan integratif. Oleh karena itu, dukungan, partisipasi, dan peran serta masyarakat khususnya Bunda PAUD sangatlah diharapkan. “Peran Bunda PAUD sebagai penggerak utama diharapkan dapat memotivasi semua pihak dalam mewujudkan PAUD Bermutu untuk Semua melalui kepedulian dan pemberdayaan peran serta masyarakat,” ujar Nia. Kehadiran Bunda PAUD memiliki peran utama, yakni memimpin gerakan kesadaran pentingnya PAUD, menjadi duta kebijakan Wajib Belajar 1 Tahun Prasekolah, mendampingi keluarga dan komunitas secara langsung, menyuarakan aspirasi masyarakat ke pemerintah daerah, simbol kepedulian terhadap pendidikan anak usia dini penggerak komunikasi persuasif di tingkat akar rumput, jembatan antara keluarga, komunitas, dan pemerintah, dan sebagai agen advokasi yang memahami konteks sosial budaya lokal. Peran tersebut dapat dilakukan dengan melakukan koordinasi, sosialisasi advokasi, kerjasama kemitraan dan pemantauan. “Saya juga mengajak semua pihak pemerintah daerah, lembaga pendidikan, tokoh masyarakat, dan seluruh lapisan masyarakat untuk bersinergi, bersama-sama mendukung peningkatan kualitas tenaga pendidik PAUD, penyediaan sarana prasarana yang layak, serta pelibatan aktif orang tua dalam proses pendidikan anak sehingga tercipta lingkungan belajar yang aman, menyenangkan, dan mendidik bagi anak-anak kita,” ujarnya. Mengakhiri sambutannya, Nia menyampaikan, “Saya mengucapkan selamat dan sukses kepada Bunda PAUD Provinsi dan Kabupaten/Kota terpilih, semoga dapat menjalankan perannya sebagai fasilitator dan motivator dalam melibatkan peran serta seluruh elemen masyarakat, dalam mewujudkan penyelenggaraan PAUD Bermutu untuk Semua.” (Tim Dit. PAUD / Editor: Stephanie)
Penulis: Editor_BKHM
Editor: Denty Anugrahmawaty