Diterbitkan pada: 08/07/2025
Medan, 9 Juli 2025 — Peningkatan kompetensi guru menjadi salah satu kebijakan Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah untuk meningkatkan kualitas pendidikan Indonesia. Guru memiliki peranan dan kontribusi penting dalam memberikan pembelajaran yang bermutu, kedepannya semua guru secara bertahap akan mengikuti pelatihan pembelajaran mendalam. Hal ini disampaikan Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Abdul Mu'ti saat memberikan motivasi bagi para peserta Pembinaan 4 UPT Kemendikdasmen, yakni BBPMP, BBGTK, Balai Bahasa, dan BBPPMPV BBL Sumatera Utara, di kantor BBPPMPV BBL Sumatera Utara, Selasa (8/7). “Guru itu adalah agent of learning and agent of civilization, guru itu adalah agen pembelajaran dan agen peradaban, secanggih apapun teknologi kalau gurunya tidak canggih, teknologi itu tidak akan punya kontribusi besar dalam kaitannya dengan pembelajaran yang bermutu,” jelas Mendikdasmen Abdul Mu’ti. Menurut Mendikdasmen, pembelajaran mendalam adalah solusi dalam mengatasi berbagai problem pembelajaran yang sering kali seperti ritual. Selalu diulang-ulang oleh banyak media bahwa skor PISA (programme for international student assessment) Indonesia rendah, juga untuk tingkat literasi dan problem-problem lainnya. “Tidak ada satu pun negara di dunia ini yang tidak memiliki masalah, tetapi kalau sudah ada masalah apa yang harus kita lakukan? Maka kita mencoba untuk mencari solusi berbagai macam-masalah itu dari akarnya, atau dari hulunya, yaitu dari pendekatan pembelajarannya,” papar Abdul Mu’ti. Ditambahkan Mendikdasmen Abdul Mu’ti selama ini pembelajaran di bangku sekolah hanya pada service approach, pendekatan yang hanya di permukaan saja, belajar sesuatu tetapi tidak tahu apa maksud dari yang dipelajari itu, atau belajar hanya berorientasi pada skor saja, nilainya berapa, rangkingnya berapa. “Kita coba menyelesaikannya secara bertahap melalui pendekatan pembelajaran mendalam, saya tekankan pembelajaran mendalam itu bukan kurikulum. Dengan 3 pilar dari pembelajaran mendalam itu, mindful, meaningfull dan joyful learning, kita berharap pembelajaran bisa menjadi lebih baik,” tutup Mendikdasmen. Sejalan dengan itu Direktur Guru Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Nonformal Kemendikdasmen Suparto menjelaskan untuk meningkatkan kompetensi guru, tahun 2025 ini akan ada bantuan pendidikan bagi 12.500 orang guru. Untuk mengikuti program kualifikasi S1, melalui Rekognisi Pembelajaran Lampau (RPL), yang direncanakan akan dilaksanakan pada bulan Agustus 2025, terutama untuk usia afirmasi yaitu usia 50 sampai 55 tahun. Mereka akan dihitung pengalaman mengajar, partisipasi mereka didalam Dikjar (Diklat Berjenjang) mulai dasar, lanjut, hingga mahir, serta portofolio mereka mengikuti seminar, pelatihan, webinar, karya-karya mereka mungkin media pembelajaran edukatif, portofolio itu akan di ekuivalensikan kedalam 70 persen beban belajar di tingkat S1. “Jadi mereka cukup mengikuti program RPL 1 tahun saja, tanpa skripsi, diharapkan setelah mereka selesai S1 maka mereka memiliki kesempatan untuk mengikuti PPG, setelah PPG tentunya mereka berhak untuk mendapatkan TPG (Tunjangan Profesi Guru),” jelas Suparto. Saat ini masih banyak guru yang belum memenuhi kualifikasi S1, padahal, berdasarkan UU Guru dan Dosen No.14 tahun 2005, guru harus memiliki kualifikasi minimum S1 atau D4. Undang-undang ini sudah berlaku 20 tahun, namun masih banyak guru-guru yang mungkin dari biaya tidak menyelesaikan S1. Beberapa faktor yang membuat masih banyak guru yang belum memenuhi kualifikasi S1, disampaikan Suparto diantaranya adalah akses pendidikan yang terbatas terutama di daerah 3T, lalu kesibukan sehingga tidak memungkinkan guru untuk meluangkan waktu mengikuti pendidikan S1. Kolaborasi UMSU dan Kemendikdasmen Dalam Meningkatkan Kualitas Pendidikan Sejalan dengan program Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah, Rektor Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU) Agussani mengungkapkan UMSU telah melaksanakan kolaborasi dengan pemerintah, diantaranya melalui program revitalisasi satuan pendidikan tingkat SMP yang diserahkan kepada perguruan tinggi khususnya UMSU, bersama koordinasi Fakultas Teknik UMSU dan beberapa perguruan tinggi yang ada di daerah Sumatera Utara. Selain itu UMSU juga mendukung program Kemendikdasmen dalam rangka pelaksanaan pembelajaran Koding di Sekolah Dasar, UMSU telah melaksanakan MOU dengan Direktur dalam rangka mendukung program tersebut dan juga beberapa kegiatan-kegiatan lain, yang nantinya tentu sejalan dengan kebijakan Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah. “Tentu ini adalah bagian dari upaya-upaya kami untuk mewujudkan bagaimana aksi UNSU dalam rangka membantu dibidang pendidikan,” jelas Agussani. (Penulis: Morecka/Editor: Denty)
Penulis: Morecka
Editor: Denty Anugrahmawaty