Temukan informasi tentang Kemendikdasmen, struktur organisasi, dan regulasi
Informasi Profil Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah
Informasi Publik Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah
Temukan kabar, siaran pers, pengumuman, dan dokumentasi resmi dari Kemendikdasmen
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH KEMENTERIAN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH
Informasi Umum
Beranda
Button Icon
Button Icon
PPID
Button Icon Beranda
Button Icon Profil
Temukan informasi tentang Kemendikdasmen, struktur organisasi, dan regulasi
Button Icon
Button Icon
Button Icon
Button Icon Informasi Publik
Informasi Publik Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah
Button Icon Publikasi
Temukan kabar, siaran pers, pengumuman, dan dokumentasi resmi dari Kemendikdasmen
Button Icon PPID
Sekolah di Australia Terima 12 Asisten Guru Bahasa Indonesia

Diterbitkan pada: 19/08/2025

Bagikan:

Gambar Siaran Pers

Canberra, Kemendikdasmen --- Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) melalui Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (Badan Bahasa) bekerja sama dengan universitas di Indonesia dan Kantor Atase Pendidikan dan Kebudayaan KBRI Canberra, memfasilitasi program pengiriman 12 Asisten Guru Bahasa Indonesia di Australia. 

Asisten Guru Bahasa Indonesia yang merupakan mahasiswa dari Universitas Negeri Semarang dan Universitas Pendidikan Indonesia, melaksanakan kegiatan praktik mengajar internasional ke berbagai sekolah di Australia. 

Sebanyak 8 dari 12 mahasiswa tersebut ditugaskan di Canberra, dan 4 mahasiswa lainnya di Melbourne, selama satu term atau sepuluh minggu, sejak 22 Juli sampai dengan 26 September 2025. 

“Program kerja sama antara Kemendikdasmen, KBRI Canberra dan universitas di Indonesia,  merupakan salah satu upaya kita untuk meningkatkan kompetensi calon lulusan universitas, agar memiliki pengalaman mengajar di luar negeri, khususnya di Australia,” ujar Atase Pendidikan dan Kebudayaan (Atdikbud) KBRI Canberra, Yuli Rahmawati dalam keterangannya, (24/7/2025).

Yuli menyebutkan, terdapat tiga sekolah di Canberra dan dua sekolah di Melbourne yang menjadi tempat ke-12 mahasiswa ini melakukan praktik mengajar. Di Canberra, sekolah tersebut adalah St. Clare of Assisi, Trinity Christian School, dan Islamic School Canberra. Sementara di Melbourne, sekolah yang dituju adalah Huntingtower School dan Braemar College. 

Ia menambahkan, program praktik mengajar internasional sebagai Asisten Guru Bahasa Indonesia di Australia utamanya untuk membantu pengajaran bahasa Indonesia di sekolah-sekolah Australia. Namun tidak hanya itu, mahasiswa juga diberi kesempatan untuk melakukan praktik mengajar sesuai dengan program studi yang ditempuh di perguruan tinggi. 

“Pada Term 3 tahun 2025 ini, dua sekolah di Melbourne dan dua sekolah di Canberra menjadi partner kami dalam pengajaran bahasa Indonesia. Sementara, Islamic School Canberra menjadi sekolah bagi mahasiswa yang melaksanakan praktik mengajar yang sesuai dengan program studi kuliahnya,” tambahnya.

Yuli berharap, program yang telah dirintis sejak tahun 2023 ini akan terus berjalan dengan baik dan menjadi motivasi bagi mahasiswa dan kampus-kampus di Indonesia untuk melakukan praktik mengajar di luar negeri. Selain itu, dengan adanya mahasiswa yang ditugaskan menjadi guru bantu bahasa Indonesia, khususnya di Australia, akan mendukung upaya pemerintah dalam internasionalisasi bahasa Indonesia.

Kantor Atdikbud KBRI Canberra telah mendampingi delapan mahasiswa yang bertugas di Canberra ke sekolah-sekolah untuk bertemu dengan kepala sekolah, guru, dan siswa. Setiap mahasiswa juga difasilitasi dalam pengurusan izin untuk berinteraksi dengan siswa maupun kelompok rentan (Working With Vulnerable People (WWVP). Izin ini merupakan syarat wajib bagi setiap orang yang akan berinterksi dengan dua kelompok tersebut di Australia.

Menurut guru bahasa Indonesia di St. Clare of Assisi, Margo Smith, kehadiran guru bantu di sekolahnya sangat membantu dalam pengajaran bahasa Indonesia. Sebagai satu-satunya guru bahasa Indonesia yang mengampu 400 siswa, Margo mengapresiasi KBRI Canberra atas program ini. 

“Kami sangat senang atas program guru bantu bahasa Indonesia. 400 siswa adalah jumlah yang sangat banyak, jadi dengan adanya guru bantu membuat semuanya lebih baik,” ujarnya.

Lydia Kusdyanti Lasya, mahasiswa peserta program praktik mengajar internasional asal Universitas Pendidikan Indonesia menyampaikan bahwa menjadi guru bantu bahasa Indonesia di Australia menjadi pengalaman berharga. Lydia bersama 11 orang mahasiswa lain yang bertugas pada Term 3, 2025 ini, sebelumnya telah menjalani proses pembekalan yang diinisiasi oleh Atdikbud pada tanggal 10 Juli 2025.

Kegiatan pembekalan yang dilakukan secara daring tersebut menghadirkan narasumber-narasumber dari Indonesia dan Australia. Dari Australia, Tata Survi, guru bahasa Indonesia di Huntingtower School Melbourne, menyampaikan informasi tentang pembelajaran di Australia dan bagaimana berinteraksi dengan siswa, guru, maupun masyarakat umum. Informasi tambahan juga disampaikan oleh Tsamratul Aisyah dan Marsyanda Sandy yang telah lebih dulu menjadi guru bantu bahasa Indonesia di Melbourne pada Term 2, 2025. Keduanya berbagi pengalaman mengajar dan bersosialisasi ke tengah masyarakat Australia.

“Salah satu yang penting untuk diingat adalah jangan takut untuk bertanya kalau kita tidak tahu atau kurang memahami sesuatu. Jangan suka berasumsi, karena itu akan membuat kita sibuk dengan pikiran kita sendiri,” tutur Tsamratul yang akrab dipanggil Tesa ini.

Kegiatan pembekalan juga menghadirkan narasumber dari Badan Bahasa yang membahas tentang teknis administrasi yang harus dilakukan mahasiswa selama penugasan, dan materi tentang Bahasa Indonesia untuk Penutur Asing (BIPA) yang disampaikan oleh Wakil Dekan Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), Yulianeta.

Atdikbud Yuli berharap, ke-12 mahasiswa dapat menjalankan perannya sebagai guru bantu dan guru magang dengan sebaik-baiknya, dan membawa harum nama Indonesia. “Kami di kantor Atdikbud akan terus mendukung mahasiswa maupun kampus untuk berkolaborasi, utamanya pada peningkatan pembelajaran bahasa Indonesia di Australia,” tutupnya. *** (Penulis: Tim Badan Bahasa, Tim Atdikbud Canberra/Editor: Andrew, Denty, Seno Hartono)

Penulis: Kontributor BKHM

Editor: Denty Anugrahmawaty

Berita Terkait