Diterbitkan pada: 23/12/2025
Jakarta, Kemendikdasmen - Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) memegang peran penting dalam memastikan sekolah tetap menjadi ruang yang aman dan mendukung bagi anak-anak, khususnya pascabencana. Selain menjaga keberlanjutan pembelajaran, GTK juga berperan strategis dalam pemulihan psikososial serta penguatan ketangguhan satuan pendidikan. Hal tersebut mengemuka dalam Webinar Satuan Pendidikan Aman Bencana (SPAB) Seri 8 bertajuk “Peran GTK dalam Pemulihan Pascabencana dan Penguatan Satuan Pendidikan” yang ditayangkan melalui kanal YouTube Direktorat Jenderal Guru, Tenaga Kependidikan, dan Pendidikan Guru (Ditjen GTKPG), Senin (22/12). Webinar ini diselenggarakan atas kerja sama Ditjen GTKPG Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen), Sekretariat Nasional SPAB Kemendikdasmen, serta Yayasan Plan International Indonesia, dengan dukungan Prudence Foundation. Kegiatan ini menjadi penutup rangkaian Webinar SPAB Tahun 2025 yang dilaksanakan secara berkelanjutan guna memperkuat kesiapsiagaan satuan pendidikan di berbagai daerah. Kegiatan yang dilaksanakan secara daring ini diikuti oleh ratusan peserta dari berbagai wilayah di Indonesia, yang terdiri atas guru, tenaga kependidikan, kepala sekolah, pengawas, serta para pemangku kepentingan di bidang kebencanaan dan pendidikan. Antusiasme peserta terlihat dari partisipasi aktif dalam diskusi dan sesi tanya jawab yang membahas berbagai tantangan nyata dalam proses pemulihan sekolah pascabencana. Dalam sambutannya, Kepala Subdirektorat Peningkatan Kapasitas, Pelindungan, dan Pengendalian Direktorat Guru Pendidikan Dasar, Meliyanti, menyampaikan bahwa pemulihan pascabencana harus menempatkan peserta didik sebagai pusat perhatian. Pengalaman dari berbagai daerah menunjukkan bahwa guru merupakan garda terdepan dalam menjaga keberlanjutan pembelajaran di masa pascabencana. “Guru dan tenaga kependidikan memiliki peran strategis dalam memastikan proses pemulihan pascabencana berjalan berpihak pada kebutuhan peserta didik. Pemulihan tidak hanya soal keberlanjutan pembelajaran, tetapi juga menghadirkan rasa aman dan dukungan psikososial di satuan pendidikan,” ujar Meliyanti. Sementara itu, Analis Kebijakan Ahli Muda Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Lilis Mutmainah, menekankan pentingnya sekolah sebagai ruang pembentukan budaya sadar bencana. Melalui penguatan peran guru dan tenaga kependidikan, satuan pendidikan dapat menjadi garda terdepan dalam upaya pengurangan risiko bencana serta pemulihan keberlanjutan pendidikan. Pada kesempatan yang sama, Program Officer Yayasan Plan International Indonesia, Mufti Ferika Dianingrum, menjelaskan pentingnya pendekatan yang berpusat pada anak dalam setiap proses pemulihan. “Guru dan tenaga kependidikan memiliki peran kunci dalam menciptakan lingkungan belajar yang aman, inklusif, dan ramah anak setelah bencana terjadi,” tuturnya. Selanjutnya, Endang Mulyati, guru, konsultan, sekaligus relawan kebencanaan, membagikan refleksi dari pengalamannya mendampingi sekolah-sekolah terdampak bencana. “Pengalaman mendampingi sekolah terdampak bencana menunjukkan bahwa kehadiran guru yang peduli dan sigap mampu memberikan kekuatan besar bagi anak-anak untuk bangkit. Kolaborasi antara sekolah, masyarakat, dan relawan menjadi kunci dalam proses pemulihan,” tegasnya. Sebagai penutup rangkaian Webinar SPAB Tahun 2025, Seri 8 ini diharapkan mampu memperkuat komitmen bersama seluruh pemangku kepentingan bahwa guru dan tenaga kependidikan merupakan aktor utama dalam membangun satuan pendidikan yang aman, tangguh, dan berkelanjutan, bahkan di tengah situasi krisis. (Penulis: Tim Ditjen GTKPG/Editor: Rayhan, Denty A.)
Sumber: Direktorat Jenderal Guru, Tenaga Kependidikan, dan Pendidikan Guru
Penulis: Kontributor BKHM
Editor: Denty Anugrahmawaty