Temukan informasi tentang Kemendikdasmen, struktur organisasi, dan regulasi
Informasi Profil Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah
Informasi Publik Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah
Temukan kabar, siaran pers, pengumuman, dan dokumentasi resmi dari Kemendikdasmen
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH KEMENTERIAN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH
Informasi Umum
Beranda
Button Icon
Button Icon
PPID
Button Icon Beranda
Button Icon Profil
Temukan informasi tentang Kemendikdasmen, struktur organisasi, dan regulasi
Button Icon
Button Icon
Button Icon
Button Icon Informasi Publik
Informasi Publik Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah
Button Icon Publikasi
Temukan kabar, siaran pers, pengumuman, dan dokumentasi resmi dari Kemendikdasmen
Button Icon PPID
Gerakan Sekolah Menyenangkan, Ruang Pengembangan Minat dan Bakat Siswa

Diterbitkan pada: 02/10/2020

Bagikan:

Gambar Siaran Pers

Yogyakarta, Kemendikbud -- Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melalui Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi menyelenggarakan program Workshop Penguatan Eksosistem SMK melalui “Gerakan Sekolah Menyenangkan” (GSM) yang diikuti oleh Kepala Balai Besar/Balai Pengembangan Penjaminan Mutu Pendidikan Vokasi (BBPPMPV/BPPMPV) dan Kepala Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Kegiatan ini bertujuan untuk mendukung terciptanya ekosistem pendidikan yang positif guna menyiapkan lulusan SMK yang berkarakter, sesuai kebutuhan Dunia Usaha Dunia Industri (DUDI).
 
Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi, Wikan Sakarinto menjelaskan bahwa BBPPMPV/BPPMPV memiliki andil besar karena berperan dari sisi hulu untuk penyiapan atau penguatan kompetensi pendidik dan tenaga kependidikan di bidang pendidikan vokasi.
 
Lebih lanjut Wikan menjelaskan bahwa BBPPMPV/BPPMPV berperan penting sebagai ‘kawah candradimuka’ bagi para pendidik dan tenaga kependidikan di satuan pendidikan vokasi. “Kepala BBPPMPV/BPPMPV harus memiliki visi dan mindset sebagai agen perubahan agar dapat menjadi motor penggerak di lembaganya dalam menciptakan agen perubahan di lembaganya maupun di lembaga pendidikan dalam hal ini sekolah menengah kejuruan,” tegas Wikan dalam Workshop Penguatan Eksosistem SMK melalui “Gerakan Sekolah Menyenangkan” (GSM), di Yogyakarta, Rabu (30/9).
 
Untuk menjalankan peran sebagai agen perubahan tersebut, diperlukan perubahan mindset yang revolusioner selayaknya seorang CEO perusahaan besar yang terbuka dengan perubahan. Wikan menekankan hal ini menjadi penting karena laju perkembangan industri sangatlah cepat dan diperlukan pendidik dan tenaga kependidikan yang selalu adaptif dengan perkembangannya.
 
“Agar nantinya proses link and match antara satuan pendidikan vokasi dengan dunia industri dapat berjalan sustain dan selaras maka peran para pemimpin baik kepala balai maupun kepala SMK yang memiliki visi dan mindset selayaknya seorang CEO menjadi sangat penting,” kata Wikan. “Kepala sekolah juga harus memiliki karakter yang kuat sebagai pembangun yang mencakup fungsi sebagai motivator, inovator, organizing dan controlling dalam pelaksanaan pembelajaran di SMK,” ujar Wikan dalam menjelaskan peran penting seorang Kepala SMK.
 
Gerakan Sekolah Menyenangkan (GSM) merupakan gerakan perubahan dari akar rumput bersama guru dan masyarakat untuk mentransformasi sekolah menjadi tempat yang ideal bagi siswa. Harapannya sekolah mampu memberikan ruang bagi siswa untuk mengembangkan bakat, passion, penalaran dan talenta terbaik mereka.  
 
Gerakan ini mempromosikan dan membangun kesadaran guru-guru, kepala sekolah dan pemangku kebijakan pendidikan untuk membangun sekolah sebagai tempat yang menyenangkan untuk belajar ilmu pengetahuan dan bekal keterampilan hidup agar anak-anak bergairah menjadi pembelajar yang sukses dan mandiri.
 
GSM digagas pertama kali oleh Muhammad Nur Rizal dan Novi Poespita Candra pada bulan September 2014 dan telah mampu meningkatkan kualitas guru serta ekosistem pendidikan di sekolah-sekolah pinggiran.
 
Sejauh ini, GSM telah menyebarkan pengaruh ke berbagai area di Indonesia, termasuk Yogyakarta, Semarang, Tebuireng Jombang, Tangerang, hingga beberap kota di Sumatera, Sulawesi, dan Kalimantan. (Denty A./Aline R.)

Sumber: Kemendikdasmen

Penulis: Pengelola Web Kemendikdasmen

Editor: Editor BKHM

Berita Terkait